Kurcaci-kurcaci kecil sedang belajar tentang tanaman. Pak Guru sering membawa mereka ke taman sekolah. Nirmala membantu menjaga mereka. “Ayo, yang mana bunga mawar? Yang mana melati?” tanya Pak Guru. “Ini mawaaar! Itu melatiii!” teriak kurcaci-kurcaci kecil. Mereka gembira bisa belajar di luar kelas.
KUSSUSANI
Belajar di Taman
Saat itu Pipiyot lewat di atas taman sekolah. “Waah, banyak kurcaci kecil sedang bergembira.
Mereka harus kuganggu… Hihihi… “ tawa Pipiyot. Ia mencari akal jahil.
KUSSUSANI
Belajar di Taman
Pipiyot lalu pergi ke hutan. Ia mengumpulkan ulat-ulat. Pipiyot lalu membawa kantong ulat itu ke taman sekolah.
BLAARR… ulat-ulat itu disulap, pindah ke tanaman.
KUSSUSANI
Belajar di Taman
Esoknya… “Aaaa… ulaaat! Aaaa… jijiik…” kurcaci-kurcaci kecil ketakutan.
Mereka tidak mau belajar di taman lagi. Oki melihat Pipiyot yang tertawa geli di balik pohon.
KUSSUSANI
Belajar di Taman
Oki menceritakan perbuatan Pipiyot. “Ulat-ulat ini nanti akan menjadi kupu-kupu cantik.
Kurcaci kecil pasti mau belajar di taman lagi,” hibur Nirmala. Beberapa hari kemudian…
KUSSUSANI
Belajar di Taman
Taman sekolah penuh kupu-kupu. Kurcaci-kurcaci kecil sangat gembira. “Semua ini pemberian Pipiyot. Ayo, kasih bunga ini pada Pipiyot,” kata Nirmala. “Pipiyot… terimakasiiih…” para kurcaci mendekati Pipiyot yang sedang mengintip.
“Aaa… jangan dekat-dekat! Aku tidak suka bungaaa…” Pipiyot lari. Oki, Nirmala dan Pak Guru tertawa geli.
(Cerita: Vanda Parengkuan;/Ilustrasi: Iwan Drmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
LEGO Hadirkan Petualangan Seru di Gift The Superpower of Play
KOMENTAR