“Besok akan ada calon mempelai pria lagi yang akan kehilangan rambutnya,” kata salah satu putri.
Putri yang lain berkata pada Putri Pertama, “Sebetulnya aku tidak tega jika Kakak menghukum Raja Vasil seperti itu. Ia tampan, kaya, dan sangat berkuasa di negerinya...”
Putri Pertama tersenyum, “Jika Sang Raja tahu, dia tidak perlu kuhukum.”
“Jika dia tahu apa?” tanya putri yang lain.
“Besok pagi, aku akan berdiri di tempat ketiga dari sebelah kiri. Bila dia bisa mengenali aku dari antara kalian, dia tidak perlu kuhukum!”
Mikita mendengarkan percakapan mereka dengan saksama, lalu kembali ke penginapan.
Pagi-pagi sekali, Mikita dan Mikita-Mikita lainnya, juga Raja Vasil pergi ke istana untuk memilih Putri Pertama. Keduabelas putri itu berdiri berjejer dan semuanya tampak sama. Raja Vasil sangat bingung melihat mereka dari kiri ke kanan, dan dari kanan ke kiri. Ia tak bisa membedakannya.
Mikita pelab-pelan mendekat dan berbisik ke telinga Sang Raja.
“Putri ketiga dari sebelah kiri adalah Putri Pertama yang ingin kau jadikan ratu.”
Raja Vasil berjalan ke arah putri yang sesuai petunjuk Mikita. Ia meraih tangan Putri Pertama, lalu membungkuk memberi hormat.
Kesebelas putri lainnya bertepuk tangan gembira karena Raja Vasil telah memilih putri yang tepat. Mikita dan kesebelas Mikita lainnya juga gembira. Putri Pertama pun kelihatannya senang. Ia tersenyum manis pada Raja Vasil.
“Mari kita rayakan keberhasilan ini dengan pesta besar,” katanya.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR