Kalau pernah naik pesawat, teman-teman mungkin pernah merasakan adanya guncangan jika pesawat masuk ke celah-celah awan. Itu disebut turbulensi. Lalu bahayakah turbulensi?
Penyebab Turbulensi
Dalam hal penerbangan, turbulensi sebenarnya merupakan hal yang wajar. Ini terjadi saat pesawat masuk ke awan. Turbulensi juga bisa terjadi ketika pesawat masuk ke ruang udara yang memiliki tekanan dan suhu yang berbeda. Arus angin yang berubah juga bisa menyebabkan turbulensi.
Tingkat Turbulensi
Turbulensi dibagi menjadi 4 level. Pada level 1, guncangan-guncangan kecil akan terasa di dalam pesawat, barang-barang juga bisa sedikit bergeser. Pada level 2, guncangan akan lebih terasa, benda yang diletakkan tanpa dijaga bisa bergeser jauh.
Level 3 sudah termasuk turbulensi parah, penumpang bisa terlempar dari kursi jika tidak menggunakan sabuk pengaman. Sedangkan level 4 adalah level ekstrim yang bisa menyebabkan pilot kehilangan kendali. Namun untuk level 3 dan 4 jarang terjadi pada penerbangan.
Tak Akan Membuat Pesawat Jatuh
Ahli penerbangan menyatakan bahwa turbulensi tidak berbahaya, tidak akan membuat pesawat jatuh. Pesawat sudah dirancang untuk bertahan terhadap guncangan-guncangan akibat turbulensi, bahkan terhadap hujan dan petir sekalipun. Lagipula pilot sudah bisa memprediksi adanya turbulensi dengan bantuan radar cuaca.
Pilot dan para kru yang ada di dalam kokpit bisa melihat gumpalan-gumpalan awan yang bisa membuat pesawat berguncang. Biasanya mereka akan menghindari dengan meminta petugas lalu lintas udara untuk memilih rute yang sedikit berbelok. Kalau tidak mendapat izin dari petugas, mereka terpaksa menembus awan dengan terlebih dahulu meminta penumpang untuk duduk dan menggunakan sabuk pengaman.
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR