Paus merupakan salah satu mamalia laut yang cukup terkenal. Mamalia laut ini punya anggota keluarga yang cukup banyak, lo! Kita kenali satu per satu, yuk!
Paus Atlantik Utara (Eubalaena glacialis)
Paus atlantik utara hidup di sekitar Laut Atlantik. Paus ini bisa tumbuh hingga 13 – 16 meter dengan berat 70 ton. Paus ini termasuk paus yang paling terancam punah, karena sering diburu oleh manusia sejak lama. Jumlah paus balen saat ini hanya 300 – 350 ekor. Padahal, paus ini sudah dimasukkan ke dalam hewan yang dilindungi sejak tahun 1930-an.
Paus Abu-abu (Eschrichtius robustus)
Paus abu-abu hidup di sekitar Laut Pasifik. Paus berukuran 12 – 15 meter ini suka melakukan migrasi yang cukup jauh ke Laut sekitar Benua Rusia – Laut Cina Selatan – Laut sekitar Benua Amerika. Jika dihitung-hitung, jarak migrasi paus ini mencapai 19.312 kilometer. Paus abu-abu termasuk hewan langka, jumlahnya hanya tersisa 150 ekor. Sangat sedikit, ya!
Paus Kepala Busur (Balaena mysticetus)
Paus kepala busur hidup di laut yang dingin, seperti laut di daerah Greeland. Tubuh paus kepala busur bisa tumbuh hingga 15 – 18 meter. Beratnya bisa mencapai 75 – 100 ton. Jumlah paus ini masih cukup banyak, yakni sekitar 10.000 ekor. Meski banyak, mereka tetap harus dilindungi, karena masih suka diburu. Menurut ilmuwan, paus ini bisa hidup hingga 200 tahun.
Paus Sirip (Balaenoptera physalus)
Paus sirip hidup di Laut Arktik dan Laut Pasifik. Paus sirip punya tubuh yang besar, panjang tubuhnya bisa mencapai 19 – 24 meter dengan berat 80 ton. Pada tahun 1904 – 1979, ribuan paus sirip diburu di daerah Selatan Bumi. Karena pemburuan itu, jumlah paus sirip yang tersisa tinggal 50.000 – 90.000 ekor.
Paus Sei (Balaenoptera borealis)
Paus sei suka menjelajah ke semua lautan di dunia, kecuali lautan tropis dan lautan kutub. Paus sei memang besar, tubuhnya bisa mencapai 20 ton dengan panjang 13 – 20 meter. Meski besar, ia bisa berenang hingga 48 kilometer per jam. Cepat, ya! Sayang, paus ini terancam punah karena sering diburu pada zaman dulu.
Pemabahsan tentang keluarga pausnya dilanjutkan di artikel berikutnya, ya, Teman-teman!
Foto: Creative Commons
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR