Kelenteng merupakan tempat ibadah agama Konghucu. Tapi berbeda dengan kelenteng pada umumnya, Jin De Yuan merupakan kelenteng multikultural, lo.
Kelenteng Tertua
Kelenteng Jin De Yuan berada di daerah Petak Sembilan, Jakarta Barat. Tempat ibadah ini dikenal sebagai kelenteng tertua, lo. Dibangun oleh Letnan Kwee Hoen pada tahun 1650, kelenteng ini pada awalnya dinamakan Kwan Im Teng.
Secara fisik, kelenteng ini tidak ada bedanya dengan kelenteng lain, dengan pilar gerbang yang tinggi dan besar, serta warna emas dan merah yang mendominasi bangunan itu. Ada juga ukiran naga di depan pintu utama.
Kelenteng Multikultural
Tidak seperti kelenteng lain, Jin De Yuan merupakan kelenteng umum. Kelenteng ini tidak secara khusus memuja salah satu agama atau aliran. Tak hanya agama Konghucu, agama Buddha dan aliran Tao juga bisa beribadah di kelenteng ini. Itulah kenapa Jin De Yuan dikenal sebagai kelenteng multikultur. Teman-teman yang menganut agama lain juga boleh berdoa di sini, lo.
Papan Pujian dan Syair
Di ruang utama terdapat papan pujian yang dibuat pada tahun 1757 yang menyatakan bahwa di kelenteng ini ada banyak aliran. Di bagian kiri dan kanan pintu dalam juga dipasang papan berisi syair yang artinya “Pedupaan emas mengepulkan kebahagiaan, semua tempat terbuka, demikian pula dengan alam Dharma. Gerbang kebajikan menampakkan atmosfer kejayaan yang menyebar luas di alam manusia”.
Sumber: Hertanto Soebijoto/Kompas.com
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR