“Coreng lama sekali!” keluh Tut Tut. Mereka akan berlibur ke rumah Nenek. Tut Tut menunggu sambil membuka-buka majalah di tangannya. Wah, ada cerita tentang Batman!
“Asyik, ya, bisa jadi pahlawan super!” gumam Tut Tut. “Selain bisa menolong orang, aku juga bisa terkenal. Siapa, sih, yang enggak kenal Superman... Batman... Spiderman...”
Tut Tut membayangkan dirinya menjadi pahlawan super. “Aku bisa menyelamatkan Coreng dari gangguan teman-temannya yang nakal. Ugh, tapi, itu terlalu mudah buat Super Tut Tut!”
“Oh, iya! Super Tut Tut pasti akan lebih terkenal kalau berhasil menggagalkan perampokan bank!” khayal Tut Tut. “Akulah Super Tut Tut, pahlawan pembela kebenaran!” serunya.
“Tut Tut, ayo kita berangkat!” seru Coreng. “Huuh! Aku kan baru menjadi Super Tut Tut,” kata Tut Tut kecewa. Coreng tertawa. “Kalau begitu, aku punya kejutan hebat buat Super Tut Tut!”
“Wow, keren sekali!” seru Tut Tut melihat kereta api di depannya. “Tunggu! Aku masih punya satu kejutan lagi buat Super Tut Tut!” kata Coreng penuh rahasia.
Ternyata, Coreng mengajak Tut Tut ke lokomotif bertemu Pak Masinis. “Ini rem untuk menghentikan kereta. Ini untuk menambah kecepatan,” jelas Pak Masinis pada Coreng dan Tut Tut.
“Reng, aku punya cita-cita baru!” kata Tut Tut tiba-tiba. Coreng dan Pak Masinis menoleh heran. “Super Masinis Tut Tut!!!!” teriak Tut Tut sambil bergaya menjadi masinis. Tuuut.... tuuut...!!!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR