Bobo.id - Pelikan bukan hanya menjadi nama burung, lo. Ternyata ada juga bunga bernama pelikan.
Bunga ini memiliki bentuk yang mirip dengan burung tersebut. Hmm, seperti apa, ya?
Mirip Burung Pelikan
Aristolochia grandiflora atau bunga pelikan, merupakan tanaman merambat yang berasal dari Karibia.
Tanaman ini memiliki daun berbentuk hati dan bunga yang mirip burung pelikan.
Itulah sebabnya tanaman ini dinamakan bunga pelikan.
Bunga tersebut dapat tumbuh mencapai 60 cm. Warnanya putih pucat dan agak kehijauan.
Pada bagian dalam, terdapat bintik-bintik berwarna ungu gelap.
BACA JUGA: 3 Bunga Nasional Indonesia
Bau Menyengat
Eh, tapi hati-hati ya, kalau dekat-dekat dengan bunga ini.
Bunga pelikan memiliki bau menyengat yang sangat busuk, persis bau bangkai tikus! Hiii!
Konon, bau ini berguna untuk menarik perhatian lalat yang sangat menyukai bau busuk ini.
Begitu lalat mendekat…. Hap! Bunga pelikan langsung membuka dan lalat masuk ke dalam bunga.
BACA JUGA: Bunga Otak dari Afrika
Berubah Jenis
Di dalam bunga, lalat menjelajah dan membantu penyerbukan pada bunga pelikan.
Saat lalat membantu penyerbukan, bunga ini menjadi betina.
Namun keesokan harinya, bunga akan berubah jenis kelamin, lo.
Tanaman yang sekarang jantan itu, menyimpan serbuk-serbuk tersebut.
Jika sudah disimpan, bau busuk bunga pelikan akan menghilang, dan lalat akan dibiarkan keluar.
BACA JUGA: Bunga Cantik yang Hidup di Padang Pasir
Banyak Gunanya
Bunga pelikan dijadikan hiasan oleh orang-orang yang menanamnya.
O iya, tanaman ini juga dapat digunakan untuk makanan kupu-kupu.
Selain itu, sari bunga pelikan digunakan oleh tabib tradisional di Colombia untuk mengobati gigitan ular.
Eh, tunggu dulu, kegunaannya masih ada lagi nih, yaitu sebagai antibiotik.
Wah, walaupun baunya sangat menyengat dan tidak sedap, ternyata banyak gunanya, ya!
BACA JUGA: Mengenal Bunga Cantik yang Tak Suka Matahari
Teks: Danastri Permata Putri
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR