Bobo.id – Menjelang magrib, kita pasti pergi ngabuburit untuk mencari makanan berbuka puasa.
Biasanya, sepanjang jalan kita akan menemukan penjual kolak, es buah, dan gorengan.
Bicara soal gorengan, hidangan ini memang menggoda. Apalagi jenisnya ada banyak.
Mulai dari tahu isi, tempe goreng, bakwa jagung, bakwan udang, kroket, dan masih banyak lagi.
Makan gorengan boleh saja, namun jangan terlalu sering.
Apalagi saat puasa seperti ini, kurang-kurangilah berbuka dengan gorengan.
BACA JUGA: Selain Gorengan, 5 Makanan dan Minuman Ini Harus Dihindari Saat Diare
Ada Apa dengan Gorengan?
Kandungan minyak dalam gorengan akan sulit untuk dicerna. Akhirnya, perut kita harus bekerja lebih keras.
Karena membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna, saluran pencernaan kita pun akan sedikit terganggu.
O iya, proses pencernaan yang lama akan membuat kita masih merasa lapar.
Akhirnya, kita mengambil gorengan lagi dan lagi sampai merasa kenyang.
BACA JUGA: Gorengan dari Negara Lain
Gangguan Perut
Bagi orang yang memiliki pencernaan sensitif, berbuka dengan gorengan bisa menyebabkan asam lambung naik.
Saat asam lambung naik, kita akan merasa panas di sekitar perut bagian atas.
O iya, kandungan lemak yang ada di dalam gorengan juga akan membuat perut sembelit, lo, teman-teman.
Tak hanya itu, kita juga bisa mengalami rasa gatal di tenggorokan.
Rasa gatal ini disebabkan oleh akrolein. Zat akrolein biasanya terbentuk pada minyak yang sudah digunakan berkali-kali.
BACA JUGA: 3 Hal Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh Kita Kalau Makan Gorengan Setiap Hari
Nutrisi Makanan Berkurang
Gorengan biasanya digoreng dalam minyak panas.
Bahkan, kebanyakan digoreng hingga kering.
Ternyata, cara mengolah gorengan ini bisa membuat nutrisi di dalam makanan berkurang.
Misalnya begini, sayuran yang digunakan dalam gorengan mengandung vitamin dan mineral.
Namun, karena digoreng dalam minyak panas terlalu lama, vitamin dan mineralnya jadi hilang.
Itulah beberapa efek negatif jika kita berbuka puasa dengan gorengan.
Sumber: Kompas.com/Wisnubrata, Foto: pixabay.com- windala
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR