Bobo.id - Setiap harinya kita pasti menggunakan kertas, baik untuk mencatat pelajaran di sekolah, ataupun menggambar.
Kertas sudah ditemukan sekitar abad ke-1 Masehi di Tiongkok dari menggabungkan beberapa bahan.
Selain kertas yang diciptakan di Tiongkok, beberapa daerah lain juga memiliki kertas khas masing-masing, nih.
Jepang mempunyai kertas yang bernama washi, di Korea ada hanji, dan yang paling terkenal adalah kertas dari Mesir yaitu papyrus.
Baca Juga : Suka Bermain Menekan Bubble Wrap? Ternyata Ada Manfaatnya, lo
Ternyata Indonesia juga punya kertas khas yang bernama daluang, lo. Kertas ini terbuat dari pohon mulberry.
Daluang juga sering disebut deluang, dluwang, atau disebut juga paper mulberry karena terbuat dari kulit pohon mulberry.
Sebenarnya daluang ini tidak berbentuk seperti kertas yang biasa teman-teman gunakan saat ini.
Meski berbeda, daluang memiliki fungsi yang sama seperti kertas, yaitu untuk menulis.
Pada masa lalu, daluang digunakan untuk keperluan praktis sehari-hari seperti dijadikan pakaian kulit kayu, digunakan menulis, bahkan untuk kebutuhan administrasi di kantor pemerintahan.
Kertas daluang ternyata sudah digunakan sejak abad ke-9 dan dapat dilihat dalam naskah kuno Kakawin Ramayana.
Dalam naskah tersebut dikatakan kalau daluang digunakan sebagai bahan pakaian untuk pandita, yaitu sebutan untuk orang yang bijaksana.
Pada abad ke-18, daluang tak hanya digunakan untuk bahan pakaian pandita, tapi juga sebagai kertas suci, sampai jadi mahkota penutup kepala yang disebut ketu.
Daluang disebut sebagai akar dari terciptanya kertas di Indonesia, karena ratusan tahun lalu penduduk di Indonesia sudah mengenal budaya menulis.
Baca Juga : Apa Alasan Bahasa Inggris Dijadikan Bahasa Internasional?
Nah, dari budaya ini mereka mencari cara untuk membuat media menulis yang lebih mudah digunakan, karena sebelumnya media yang digunakan untuk menulis benda-benda yang berat, seperti kalu, logam, bahkan batu, lo.
Proses pembuatan daluang ternyata sangat berbeda dengan pembuatan kertas yang biasa kita gunakan, teman-teman.
Batang pohon mulberry harus dikuliti terlebih dahulu, kemudian kulit pohonnya dicuci dan dikeringkan, setelah kering kemudian direndam selama 24 jam.
Kulit pohon daluang kemudian ditempa, yaitu dipukul secara bolak-balik hingga ukurannya menjadi 2 sampai 3 kali lebih besar dari ukuran awalnya.
Kulit yang sudah ditempa disebut belibaran. Belibaran akan dicelupkan ke air selama beberapa saat, kemudian diperas dan dilipat agar mendapat hasil yang lebih lebar.
Belibaran ini kemudian dibungkus menggunakan daun pisang selama 5 sampai 8 hari hingga mengeluarkan lendir, kemudian dijemur di atas batang pisang yang mempunyai permukaan licin.
Setelah kering, daluang kemudian digosok menggunakan kerang agar tekstur permukaannya menjadi lebih halus.
Baca Juga : 7 Trik Sukses Belajar, Kamu Sudah Pernah Coba Belum?
O iya, dibandingkan dengan kertas biasa, daluang bisa bertahan lebih lama, karena dalam proses pembuatannya tidak digunakan bahan kimia apapun.
Kotoran atau ampas yang tersisa saat pembuatan daluang lah yang nantinya akan mengurangi kekuatan kertas daluang ini.
Selain digunakan untuk keperluan kantor pemerintahan, daluang juga digunakan oleh para sastrawan dan pelukis, lo.
Tapi seiring perkembangan zaman dan didirikannya pabrik kertas dari Eropa, penggunaan kertas daluang ini mulai berkurang.
Lihat video ini juga, yuk!
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | goodnewsfromindonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR