Bobo.id - Pusat Edukasi Kelautan dan Akuarium Universitas Georgia baru saja dikejutkan dengan kelahiran ribuan bayi gurita!
Di sana ada seekor gurita yang diberikan oleh Akuarium Charleston Carolina Utara.
Gurita ini dirawat di akuarium setelah ditemukan di alam liar.
Saat gurita itu sampai, tidak ada yang melakukan pengecekan tentang jenis kelamin gurita ini.
Gurita ini pun diberi nama Octavius, berdasar hasil polling melalui media sosial.
Baca Juga : Ilmuwan Menemukan Sekumpulan Gurita di Laut Dalam, Sedang Apa, ya?
Rupanya Octavius adalah seekor gurita betina, teman-teman.
Kejutan lainnya, rupanya dia akan bertelur.
Para penjaga akuarium tidak menyadarinya, namun sekitar satu bulan belakangan, Octavius terus bersembunyi di bawah batu di sudut tangkinya.
Kemudian penjaga Devin Dumont ingin mencari tahu apa yang terjadi pada Octavius, dan berniat membersihkan tangkinya.
Sampai kemudian ia melihat ada titik-titik yang bergerak, lalu menyadari kalau ada banyak bayi gurita.
Baca Juga : Pergerakan Gurita Dumbo Langka Berhasil Terekam Kamera di Samudra Pasifik
Yap, bayi gurita ini memang ukurannya sangat kecil, teman-teman.
Devin pun memindahkan gurita-gurita kecil ini ke dalam beberapa ember. Jumlahnya sampai sepuluh ribu gurita, lo!
Gurita betina memang bisa menyimpan sperma dari gurita jantan untuk sementara waktu, sampai ia merasa kondisinya baik untuk pembuahan dan pelepasan telur.
Nah, nampaknya Octavius merasa tangkinya ini adalah tempat yang cocok untuk bertelur, teman-teman.
Baca Juga : Anjing Laut Ini Memukul Seorang Pria Menggunakan Gurita, Kenapa?
Lalu kenapa ia sembunyi di sudut tangki? Rupanya ini adalah caranya melindungi telur-telurnya.
Tapi, kita masih belum tahu, nih, dari ribuan bayi, ada berapa yang bisa bertahan.
Apalagi, gurita betina dikenal akan segera wafat setelah melahirkan telur-telurnya.
Gurita memang punya waktu hidup yang singkat, yaitu 1 - 2 tahun saja.
Wah, semoga keturunan Octavius masih ada yang selamat dan hidup, ya!
Baca Juga : Gurita Punya 3 Jantung dan 9 Otak, Cari Tahu Gunanya, yuk!
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR