“Lihat! Aku punya buku tentang bajak laut!” Kutu Buku memamerkan bukunya kepada teman-temannya. “Ayo kita bermain menjadi bajak laut!” Anak-anak setuju!
KUSSUSANI
Bermain Bajak Laut
“Aku yang akan membuat peta harta,” kata Coreng sambil mengeluarkan alat gambarnya. “Ini dia harta karun yang harus dicari para bajak laut!” seru Upik sambil memamerkan perhiasan bonekanya.
KUSSUSANI
Bermain Bajak Laut
“Enaknya kita pakai kostum apa, ya?” pikir Bobo. Aha, bukankah ada sprei Emak yang tidak terpakai? “Akulah bajak laut terganas dari Laut Kulimatau!” seru Bobo sambil mengibaskan kain sprei yang dipakainya.
KUSSUSANI
Bermain Bajak Laut
“Semua siap? Mari kita berlayar!” Bobo berdiri di atas kursi panjang. Kutu Buku berdiri di belakangnya. Wah, mereka memakai kursi panjang sebagai kapal perompak!
KUSSUSANI
Bermain Bajak Laut
“Lihat, ada kapal bagus! Ayo kita rampok!” seru Kutu Buku. Coreng dan Upik yang ada di dalam kapal itu ketakutan. Bajak laut Bobo dan Kutu Buku berhasil merebut peta harta mereka.
KUSSUSANI
Bermain Bajak Laut
“Kita sampai di Pulau Milikiwiki. Ayo kita cari harta karunnya!” kata Bobo dengan semangat. Bobo dan Kutu Buku berusaha memecahkan kode rahasia peta itu.
KUSSUSANI
Bermain Bajak Laut
“Aduh, sulit sekali menemukan harta yang kalian pendam!” keluh Kutu Buku. Sudah satu jam dia dan Bobo mencari harta yang disimpan Coreng. Mereka hampir putus asa.
KUSSUSANI
Bermain Bajak Laut
Coreng mendatangi mereka. Tiba-tiba dia tertawa. “Hahaha... kalian memang tidak pantas menjadi bajak laut! Lihat, Bobo memegang peta itu terbalik.” Oooh, Bobo menepuk kepalanya. Pantas... hartanya tidak ketemu! (Cerita: Vero/ Ilustrasi: Rudi)
KOMENTAR