Apa jadinya jika kerimbunan pohon bambu disulap menjadi sebuah tempat perbelanjaan? Pastinya suasana sepi dan gemerisik suara bambu yang tertiup angin akan bercampur dengan keriuhan orang yang sedang transaksi jual beli. Nah, di Provinsi Jawa Tengah inilah pasar tradisional yang berlokasi di kebun bambu itu berada.
Pasar Papringan, Pasar Bambu di Kedu
Di daerah Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, setiap hari Minggu Wage dan Pon, digelarlah pasar tradisional. Berbeda dengan pasar tradisional lainnya, pasar yang satu ini dibuka di lokasi khusus, yaitu di tengah rimbunnya tanaman pohon bambu. Papringan, itulah nama pasar tradisional tersebut. Pring sendiri merupakan bahasa Jawa yang berarti adalah bambu.
Jika biasanya menggunakan uang sebagai bentuk tukar dengan barang, di Pasar Papringan, pengunjung dan pedagang diwajibkan melakukan transaksi dengan menggunakan kepingan uang berbentuk persegi panjang dari bambu. Setiap kepingan bernilai dua ribu rupiah. Penukaran uang dapat dilakukan di berbagai titik dalam komplek Pasar Papringan.
Makanan dan Jajanan Unik di Pasar Papringan
Di lahan bambu seluas 2.500 meter persegi, sekitar 42 lapak dagangan digelar. Kebanyakan para pedagang tersebut merupakan warga setempat yang menjual berbagai makanan khas, hasil pertanian, hingga kerajinan produksi masyarakat setempat.
Jenis makanan khas di pasar papringan, di antaranya adalah nasi jagung mangut, jamu, dan dawet anget khas Ngadiprono. Ada juga beberapa nama makanan yang unik, seperti ngelemeng, ndas borok glanggem, dan lonthong mangut.
Ngelemeng terbuat dari campuran ubi dan gula merah yang dimasukkan ke dalam batang bambu dan dimasak dengan cara dibakar. Sedangkan ndas borok glanggem dibuat dari campuran singkong, kelapa, garam, dan gula merah.
Menjadi Lokasi Wisata
Walau terbilang sangat sederhana, tapi Pasar Papringan kini menjadi salah satu tempat wisata, teman-teman. Banyak orang dari luar daerah maupun luar negeri yang datang, untuk menikmati berbagai hal di Pasar Papringan.
Manchester City vs Chelsea, Duel Gengsi Manchester Biru dan London Biru Demi Top 4
Penulis | : | Eka Kartika |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR