Rusi Rubah adalah seekor rubah betina yang cerdik. Suatu hari, ia terperangkap jala pemburu. Untunglah seekor kucing jantan yang gagah menolongnya. Kucing jantan itu memotong jala dengan kuku-kukunya yang tajam.
“Terimakasih atas pertolonganmu. Namaku Rusi,” ujar Rusi pada kucing gagah itu setelah ia berhasil keluar dari jala.
“Aku si Buas Felix,” jawab kucing itu dengan percaya diri. “Dan aku adalah gubernur baru pilihan raja. Aku pemimpin baru di hutan ini!”
Rusi percaya, walau Felix mengaku bernama si Buas Felix, namun Felix sebetulnya baik hati. Sejak saat itu, Rusi berteman dengan Felix. Rusi merasa aman dan terhormat karena berteman dengan kucing gubernur. Rusi dan Felix akhirnya menikah dan tinggal di pondok kayu di hutan.
Suatu ketika, datanglah Rebel Beruang dan Gredi Serigala. Mereka berasal dari hutan lain dan terkenal sebagai pengacau. Rebel dan Gredi merajalela dan memangsa banyak hewan di hutan itu. Mereka juga merusak pohon-pohon berbuah yang menjadi sumber makanan hewan-hewan herbivora. Sayangnya, tak ada hewan hutan yang berani melawan mereka.
Rusi segera memutar otak mencari akal. Diam-diam, ia mengumpulkan seluruh penghuni hutan.
“Sebarkan berita, bahwa ada gubernur baru di hutan ini bernama Si Buas Felix. Katakan, Felix adalah hewan buas yang ganas dan mengerikan. Dia marah besar pada pengacau di hutan ini. Para pengacau ini harus meminta maaf dengan memberikannya hadiah!”
Rusi menyuruh penduduk hutan menyebarkan berita bahwa si Buas Felix adalah hewan buas yang mengerikan. Berita itu tersebar dengan cepat di hutan itu. Rebel Beruang dan Gredi Serigala menjadi takut mendengar berita tentang Si Buas Felix. Mereka lalu memaksa seekor kelinci untuk membawakan daging rusa ke hadapan Si Buas Felix.
“Katakan pada gubernur baru itu, ini hadiah dari Rebel dan Gredi. Sebagai tanda permintaan maaf,” perintah Rebel pada seekor kelinci. Rebel lalu sembunyi di balik pohon besar. Gredi sembunyi di dalam gua.
Saat kelinci sedang susah payah menarik daging rusa, tiba-tiba Felix melompat ke depannya dengan suara ribut.
“Graaaauuuu… Graaau…”
Kelinci itu segera lari pergi. Felix pura-pura mengacak-acak daging itu sambil berteriak, “Aku mau lagiii… GRRRR… Aku mau lagi… GRRR…”
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR