Baju lambung adalah pakaian tradisional anak perempuan Suku Sasak di Nusa Tenggara Barat. Mengenakan baju lambung pada Hari Kartini, pasti keren.
Pendek dan Menggantung
Teman-teman kita, anak Suku Sasak menyebut pakaian tradisional ini dengan sebutan “baju lambung”. Mungkin, karena ukuran bajunya pendek dan menggantung sebatas lambung atau perut.
Kenapa ukurannya menggantung sebatas perut? Tidak ada yang tahu, karena pakaian tradisional anak dan remaja perempuan ini sudah ada sejak zaman dahulu.
Sejak zaman dulu pula, baju lambung ini berwarna hitam polos. Bajunya tidak berkerah dan tidak berkancing. Lubang bagian leher berbentuk segitiga. Cara memakainya langsung blong, seperti memakai kaos oblong.
Sebagai pemanis, pada pinggiran leher, lengan, dan bagian bawah baju, dijahit kain bercorak atau berwarna, selebar pita.
Cara Memakainya
Anak perempuan Suku Sasak hanya mengenakan baju lambung pada saat acara-acara adat. Seperti mengeiringi pengantin, menyambut tamu, perang topat, dan lainnya. Pada saat Hari Kartini, anak perempuan Sasak juga banyak yang mengenakan baju lambung ini.
Anak-anak perempuan Sasak sudah biasa mengenakan baju lambung sendiri. Pertama adalah mengenakan bawahan berupa kain tenun Sasak. Supaya kain tidak melorot, di pinggang dililitkan kain kecil bercorak garis-garis yang disebut sabuk anteng. Setelah itu baru memakai baju lambung dan selendang.
Kalau anak perempuan Sasak punya baju tradisional baju lambung, apa nama baju tradisional di daerahmu?
Foto-foto: Ricky Martin
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR