Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya. Logam-logam inilah yang mencemari sungai di lingkungan sekitar. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa akar eceng gondok mampu menyerap logam berat tersebut.
Eceng gondok
Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.
Eceng gondok selama ini lebih dikenal sebagai tanaman gulma alias hama. Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat.
Akar yang hebat
Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok oleh peneliti Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain.
Akar-akar tumbuhan eceng gondok mampu menyerap zat-zat yang bersifat toksin. Logam-logam tersebut kemudian akan disimpan di dalam vakuola-vakuola. Selanjutnya eceng gondok akan memproses enzim yang dapat menurunkan kadar toksin logam-logam tersebut. Itulah sebabnya, mengapa eceng gondok mampu hidup di perairan yang memiliki kadar logam tinggi.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR