Bogor tak hanya dijuluki kota hujan, kota petir, dan kota sejuta pohon. Bogor punya julukan lain, yaitu Kota Pembela Tanah Air. Hmm, kenapa diberi julukan itu, ya?
Orang Belanda dulu menyebut Bogor sebagai Buitenzorg. Artinya tempat beristirahat. Mereka mendirikan istana Bogor, dikelilingi kebun raya yang indah. Untuk menjaga keamanan istana, pemerintah Belanda juga membangun markas tentara tidak jauh dari istana.
Markas tentara itu sangat luas dan megah. Penuh dengan bangsal atau kamar prajurit. Namanya markas KNIL (Koninklijk Nedherlands Indisch Leger). Setelah Indonesia merdeka, salah satu gedung di markas militer itu dijadikan Museum Pembela Tanah Air atau Museum PETA.
Ssst, meskipun bekas markas tentara Belanda, Museum PETA tidak memajang perlengkapan tentara Belanda, lo. Di Museum PETA justru banyak ditemukan peralatan prajurit Jepang. Seperti pedang samurai, seragam tentara Jepang, atau diorama prajurit berlatih sumo.
Kok, bisa, ya? Ceritanya, penjajah Belanda dikalahkan Jepang pada tahun 1942. Markas KNIL Bogor lalu dijadikan tempat untuk melatih pemuda Indonesia jadi tentara Jepang. Pemuda yang dilatih menjadi tentara ini disebut Prajurit Pembela Tanah Air.
Mereka mengenakan seragam mirip tentara Jepang. Komandan prajurit memakai pedang samurai. Kaki pun dibebat kain, seperti kaki Sasuke dalam film Naruto. Bebat itu berfungsi sebagai alat pelindung dari goresan semak duri. Para pemuda juga berlatih ilmu bela diri sumo.
Nah, saat Indonesia meredeka, Prajurit PETA bergabung menjadi Tentara Republik Indonesia yang dipimpin Panglima Besar Sudirman. Kisah sejarah tentara Indonesia ini diabadikan di Museum PETA di Bogor. Jadi, pantas, kan, jika Bogor dijuluki Kota Pembela Tanah Air?
Teks: Rna, Foto: Ricky Martin
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR