Bobo.id - Pohon darah naga adalah pohon khas Kepulauan Socotra.
Kepulauan Socotra yang berada di Laut Arab itu daerahnya sangat kering.
Tanahnya berbatu dan dan berkapur. Akan tetapi pohon darah naga bisa tumbuh subur di sana.
Bagaimana cara tanaman itu bertahan hidup?
Baca juga: Mengapa Socotra Dijuluki Pulau Alien?
Pohon darah naga atau dragon’s blood tree bernama Latin Dracaena cinnabari. Pohon ini termasuk keluarga pohon cemara.
Menurut penduduk setempat, pohon darah naga yang hidup di tanah yang padat dengan beberapa retakan, akan tumbuh lebih subur.
Sebab pohon itu akan mendapatkan kelembapan dan makanan dari air yang merembes menuruni celah-celah setelah hujan.
Pohon ini juga akan tumbuh dengan baik di daerah yang berkabut, karena daunnya yang berlapis lilin dapat menjebak air dari kelembaban udara.
Lalu air itu disalurkan ke seluruh bagian pohon.
Senjata lain yang digunakan pohon darah naga untuk bertahan hidup adalah daunnya yang lebat, membentuk kanopi payung yang lebar.
Selain membuat pohon ini jadi cantik, kanopi payung berfungsi memberi keteduhan pada akar dan bibit yang tumbuh di bawah pepohonan, serta membantu mengurangi penguapan air.
Baca juga: Pohon Darah Naga, Pohon Berbentuk Payung yang Mengeluarkan Darah
Nah, begitulah cara pohon darah naga berahan hidup. Dengan cara seperti itu, pohon darah naga ada yang bisa hidup sampai berusia sekitar 200 tahun, lo! Hebat, ya!
Bagaimana cara melihat umur pohon darah naga? Pohon ini memiliki cabang yang bercabang.
Pada bulan Februari, di ujung cabang itu muncul bunga kecil yang wangi berwarna putih kehijauan.
Lima bulan kemudian, bunga itu berubah jadi buah.
Setelah berbuah cabang pohon akan bercabang dua lagi. Begitu seterusnya.
Nah, dari cabang bercabang itu, para ahli bisa memperkirakan usia pohon.
Baca juga: Pohon Darah Naga
Foto: Creative Commons
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR