Setelah diguyur hujan, hanya tersisa dua hingga empat spesies mikroba yang ditemukan di genangan air hujan Gurun Atacama, lo.
Berkurangnya spesies mikroba ini diakibatkan oleh guncangan osmotik yang membunuh sebagian besar mikroba tadi.
Guncangan osmotik atau osmotic shock ini terjadi ketika zat-zat yang terlarut dalam cairan di sektiar sel tiba-tiba berubah.
Tapi hujan yang turun di Atacama ini tidak selamanya buruk, lo, karena spesies mikroba yang tersisa bisa menjadi sebuah informasi baru bagi para ilmuwan.
Baca Juga : Menyusuri Lautan Pasir dengan Kuda, Siapa Pernah ke Gunung Bromo?
Dari dua hingga 4 mikroba yang tersisa, peneliti bisa meneliti bagaimana mikroba tersebut dapat bertahan hidup meskipun lingkungannya berubah drastis, lo.
Gurun Atacama menjadi gurun yang paling kering karena letaknya yang berada di balik Pegunungan Andes yang tinggi.
Hal ini menyebabkan awan pembawa hujan dari lembah Amazon terhalang Pegunungan Andes dan tidak membawa hujan ke Gurun Atacama.
Selain itu, arus dingin yang dari Samudra Pasifik menyebabkan angin yang bertiup ke Gurun Atacama juga menjadi sangat kering.