Astronaut di Ruang Angkasa Terhindar dari Bakteri dan Virus, Kok Bisa?

By Tyas Wening, Jumat, 14 Desember 2018 | 17:55 WIB
Ilustrasi astronaut (Bobo.id)

Bobo.id - Perjalanan jauh para astronaut ke ruang angkasa akan menimbulkan berbagai efek bagi tubuh astronaut, teman-teman.

Hal ini karena tubuh berada di tempat baru yang sangat berbeda dengan di Bumi dan harus melakukan adaptasi.

Ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa ada beberapa organ tubuh yang berubah saat berada di ruang angkasa.

Tapi walaupun ada beberapa bagian tubuh astronaut yang berubah karena mikrogravitasi atau gaya gravitasi yang kecil, ada satu bagian yang tidak terpengaruh, lo.

Baca Juga : Apakah Astronaut Bisa Menggunakan Internet di Ruang Angkasa?

Bagian dari sistem kekebalan tubuh astronaut adalah bagian yang tidak tepengaruh, nih, teman-teman.

Para ahli mengetahui hal ini setelah melakukan analisis sampel darah awak pesawat Stasiun Antariksa Ruang Angkasa atau International Space Station (ISS).

Para ahli mengamati 23 orang astronaut selama 6 bulan, yaitu sebelum, selama, dan setelah mereka berada di ISS.

Hasilnya, para ahli menemukan kalau sistem kekebalan sel B pada para awak pesawat yang berada di ISS selama beberapa bulan tidak berubah, lo.

 

Sel B adalah bagian dari sel darah putih yang bertugas untuk memproduksi antibodi yang bisa melawan infeksi.

Hasil ini adalah sebuah kabar baik, nih, karena sel B yang tidak berubah ini bisa membuat manusia terlindung dan terhindar dari bakteri dan virus selama berada di ruang angkasa.

Jarak tempuh orbital yang jauh membuat astronaut bisa terkena stres, paparan akut, dan juga kronis dari radiasi ruang angkasa.

Selain itu, perubahan gaya gravitasi juga ditakutkan bisa merusak sistem kekebalan tubuh, teman-teman.

Baca Juga : Elysium Planitia, Tempat Mendarat InSight Mars Lander

Sebenarnya, selain di ruang angkasa, sistem kekebalan tubuh kita juga bekerja dengan efektif di Bumi, seperti menjadi sakit saat kurang istirahat.

Penelitian sebelumnya menunjukkan kalau sistem kekebalan tubuh manusia bisa menjadi bingung saat berada di ruang angkasa, apalagi beberapa sel menjadi kurang aktif dan sel lainnya menjadi sangat aktif.

Meskipun sistem kekebalan tubuh manusia tidak berubah saat di ruang angkasa, para astronaut yang berada di ruang angkasa tetap membutuhkan tambahan suplemen gizi agar terhindar dari penyakit.