Bobo.id – Teman-teman pasti punya tahi lalat. Tahi lalat adalah bintik hitam atau cokelat yang muncul begitu saja di tubuh kita.
Dalam istilah kedokteran, tahi lalat disebut vunes pigmentosus.
Tahi lalat dapat muncul sejak lahir ataupun setelah dewasa dengan jumlah yang beragam.
Lalu, sebenarnya apa ya yang menyebabkan tahi lalat ini muncul di tubuh kita?
Baca Juga : Bagaimana Ciri-Ciri Tahi Lalat yang Berbahaya?
Keturunan
Biasanya orang-orang berkulit cerahlah yang memiliki tahi lalat lebih banyak dibandingkan dengan orang yang memiliki kulit gelap.
Orang yang memiliki tahi lalat dengan jumlah banyak di tubuhnya bisa saja disebabkan karena faktor keturunan.
Ini artinya, tahi lalat tumbuh karena pembawaan genetik dari orangtua kita.
Iklim Panas
Orang yang tinggal di daerah beriklim panas akan lebih besar kemungkinan memiliki tahi lalat yang banyak di tubuh.
Menurut penelitian, tumbuhnya tahi lalat karena kulit mengalami kerusakan akibat terkena sinar matahari sehingga menyebabkan tahi lalat tumbuh lebih mudah.
Mengonsumsi Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat-obatan seperti obat hormonal, antibiotik, antidepresan akan membuat sistem kerja kekebalan tubuh kita menurun sehingga kulit lebih sensitif terhadap cahaya matahari.
Baca Juga : Tiba-Tiba Muncul Luka Melepuh di Kulit? Kenali Penyebabnya, yuk!
Sehingga ini juga dapat membuat tahi lalat dapat tumbuh di tubuh kita.
Penyebaran Sel Melanosit Tidak Merata
Pembentukan tahi lalat bisa terjadi ketika sel melanosit tumbuh secara berkelompok dan tidak menyebar ke seluruh kulit.
Sel melanosit ini adalah yang menghasilkan pigmen yang memberi warna pada kulit kita.
Penyebaran sel melanosit yang tidak merata atau mengumpul dapat menimbulkan tubuhnya tahi lalat yang baru.
Itu yang membuat terkadang tahi lalat baru muncul padahal sebelumnya tidak ada.
Baca Juga : Gatal-Gatal di Kulit? Ada 7 Bahan Alami untuk Mengatasinya, lo!
Tetapi sangat bahaya jika tahi lalat tumbuh terus menerus dan bertambah banyak, karena bisa saja ini merupakan tanda melanoma, yaitu penyakit radang hitam pada kulit.
(Penulis: Yomi Hanna)
Lihat juga video ini, yuk!