Cerpen Anak: Antara Nenek Getah Jarak & Sakit Gigi

By Sepdian Anindyajati, Kamis, 27 Desember 2018 | 16:05 WIB
Cerpen Anak: Antara Nenek Getah Jarak & Sakit Gigi (Joko/Dok. Majalah Bobo)

Aulia menggembungkan pipinya. Mama tersenyum geli melihatnya. Aulia memang suka sekali berkebun. Sama seperti Mama. Banyak bunga dan tanaman hias di taman kecil rumah mereka. Ada bunga anggrek yang menggantung manis di batang pohon mangga. Ada bunga mawar, gelombang cinta, dan lainnya. Setiap sore, Aulia menyiram bunga atau menyapu sampah dan daun-daun kering.

Setiap minggu, Aulia juga mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh. Atau bernarsis ria foto-foto bersama Mama dan Papa. Hari ini, kiriman Nenek sampai. Aulia langsung tak suka melihatnya. Tidak indah untuk taman kecilnya. Bentuknya tidak beraturan. Bunganya juga sangat kecil hampir tidak kelihatan.

Baca Juga : Di Tangerang, Ada Taman Buaya yang Memelihara 300 Ekor Buaya

***

Esoknya, Nenek datang diantar bibi Diana. Nenek masih tampak sehat dan aktif. Begitu turun dari motor, Nenek setengah berlari menghampiri Aulia dan Mama yang baru muncul di depan pintu rumah.

“Aulia, cucu Nenek!”

Tante Diana dan Mama tertawa melihatnya. Aulia menyambut Nenek dan memeluknya. Aulia sayang Nenek. Hanya saja, kalau melihat lima pohon jarak yang berbaris di tamannya,

Aulia sedikit tak suka.

“Sudah ditanam tanaman jaraknya?” tanya nenek.

“Sudah, Nek. Tuh, sudah rapi,” tunjuk Mama

“Bagus! Aulia suka berkebun, kan? Nanti Nenek ajarkan berkebun yang asyik.”

“Aulia sudah tahu, kok, Nek berkebun yang asyik.”

“Bersama Nenek, jauh lebih asyik.”

Asyik bagaimana kalau tanaman Nenek bentuknya jelek. Lama-lama, taman Aulia bisa tidak indah lagi dilihat. Namun Aulia tidak mau membuat Nenek kecewa dengan sikapnya. Kata Mama, Nenek perlu membiasakan diri hidup di kota, setelah lama hidup di pedesaan.

Baca Juga : Hutan, Taman Bermain Anak Indonesia di Perbatasan Papua Nugini

***

“Gigi Aulia sudah dicabut?” tanya Nenek tiba-tiba sore itu. Nenek masih asyik mencabuti rumput-rumput liar di sekitar pohon jarak.

“Belum, Nek. Kata dokter tunggu sampai benar-benar tidak sakit lagi.”

“Harus hati-hati saat makan. Kalau masuk ke lubangnya, bisa sakit lagi.”

“Iya, Nek.”

“Mulai sekarang harus rajin merawat gigi. Supaya tidak cepat ompong seperti Nenek, nih,” tunjuk nenek ke arah giginya yang sudah jarang. Aulia terkikik geli melihatnya.

“Nek, Aulia... makan dulu bakwan gorengnya. Masih hangat,” tawar Mama yang membawa sepiring bakwan goreng dan teh hangat.

Tak menunggu lama, Aulia segera menghampiri Mama.

“Eit, cuci tangan dulu.”

“Oh, iya.”

Satu gigitan. Dua gigitan. Nyut! Terasa ada yang masuk ke dalam lubang gigi Aulia. Aulia mengaduh.

Baca Juga : Taman Apung Ini Rupanya Daur Ulang dari Sampah Plastik. Kreatif!

“Aduh, Maaa…! Sakit! Hu hu hu ....”

Aulia memegangi pipinya dan terus menangis. Mama panik dan bergegas masuk ke dalam rumah, “Sebentar, ya, sayang, Mama ambilkan obat.”

Tiba-tiba, Nenek memegang pipi Aulia dan memintanya untuk membuka mulut lebar-lebar. Sambil memejamkan mata dan terus menangis, Aulia menuruti kata Nenek.

Aulia merasakan sesuatu yang pahit di mulutnya. Namun karena giginya masih sakit, Aulia tak hendak membuka mata mencari tahu apa yang dimasukkan Nenek ke dalam mulutnya.

“Sabar, ya, sayang. Sebentar lagi tidak sakit, kok,” hibur Nenek kemudian.

Nenek benar. Perlahan, rasa sakit itu menghilang. Aulia membuka matanya. Nenek dan Mama sedang menatapnya.

Aulia berhenti menangis dan berkata heran,

“Tidak sakit lagi, Nek.”

“Alhamdulillah,” ujar Nenek dan Mama.

Baca Juga : Belajar Sejarah Sambil Memecahkan Misteri di Taman Batu Cipari

“Tidak perlu obat lagi, ya?” ujar Mama tertawa.

“Lebih manjur obat dari Nenek, Ma. Memang tadi obatnya apa, ya, Nek?” tanya Aulia penasaran.

“Itu getah jarak,” jawab Nenek kemudian.

“Getah apa, Nek?”

“Itu, lo, getah dari tanaman jarak,” tambah Mama sambil menunjuk ke arah lima tanaman jarak yang berjejer di sudut taman.

“Oooo...” seru Aulia kaget. Mama tertawa melihatnya.

“Nenek sengaja mengirim tanaman itu kerena mamamu memberi tahu kalau gigimu berlubang,” jelas Nenek kemudian. Aulia menjadi terharu mendengarnya.

“Nek, kapan mau ajari Aulia berkebun yang asyik ala Nenek?”

“Sekarang boleh!” jawab Nenek semangat.

“Mama juga mau diajari,” ujar Mama.

“Oke! Let’s go!” seru Nenek.

Baca Juga : Taman Nasional Yellowstone Berubah Sejak Kehadiran 14 Ekor Serigala

Cerita: Fadilah Hanum. Ilustrasi: Joko

Lihat juga video ini, yuk!