Louis Braille, salah satu murid di sekolah tersebut kemudian mengubah kombinasi garis dan titik yang dibuat Kapten Barbier menjadi kombinasi titik-titik saja.
Hal ini karena setelah mengadakan uji coba garis dan titik kepada teman-teman tunanetra yang lain, ia mengetahui kalau jari-jari mereka lebih peka pada titik dibandingkan garis.
Setelah itu, sistem huruf Braille dikembangkan menjadi hanya berupa kombinasi titik-titik yang membentuk huruf dan juga ruang kosong yang merupakan spasi antar kata.
Walaupun sangat berguna bagi para tunanetra, sistem huruf Braille ini sempat dilarang, lo, dengan alasan sistem baca ini tidak lazim atau umum digunakan.
Baca Juga : Cari Tahu Kepribadianmu dari Gambar Segitiga yang Kamu Suka, yuk!
Tapi karena murid-murid tunanetra menunjukkan perkembangan yang cepat dalam membaca huruf Braille, menjelang tahun 1847 penggunaan huruf Braille kembali diperbolehkan.
Kemudian pada tahun 1851 tulisan Braille diakui secara sah oleh pemerintah dan berkembang ke negara-negara lain, lo.
Huruf Braille diakui secara universal pada akhir abad ke-19 dan diberi nama "tulisan Braille".