Bobo.id – Coba teman-teman lihat di luar rumah masing-masing, pasti akan terlihat jalanan, kan?
Jalanan itu digunakan oleh pejalan kaki, sepeda, motor, dan mobil untuk melintas.
Setiap hari, teman-teman juga pasti akan berjalan di jalanan depan rumah itu.
Namun, apa jadinya kalau di depan rumah kita tidak ada jalanan? Setidaknya, itulah yang dialami oleh para warga di Giethoorn.
Baca Juga : Rumah Betang Bintang Patendu di Desa Tumbang Manggu
Bahkan, jalanan di depan rumah mereka “disulap” menjadi sungai kecil. Duh, bagaimana orang-orang di sana kalau mau keluar rumah, ya?
Nah, teman-teman, ternyata sungai itu memang sengaja dibuat untuk menjadi jalan utama, nih.
Penasaran kenapa? Yuk, cari tahu di sini!
Baca Juga : Yuk, Jalan-Jalan ke Desa Terindah di Dunia yang Ada di Sumatera Barat
Venesianya Belanda
Giethoorn merupakan sebuah desa kecil yang dikenal sebagai Venesianya Belanda.
Itu karena di Giethoorn, tidak ada jalan yang terbuat dari batu. Jalan utama di desa itu berbentuk sebuah sungai kecil yang bercabang.
Nah, karena hanya ada sungai, maka perahu adalah alat transportasi utama yang digunakan di sana.
Baca Juga : Penduduk di Desa Ini Tidak Dipanggil dengan Nama, Namun dengan Nada
Kalau kita ingin mengunjungi rumah orang lain, kita harus menggunakan perahu, nih.
O iya, mobil dan motor juga tidak boleh melintasi desa, lo. Selain perahu, hanya sepeda yang diizinkan.
Sepeda-sepeda ini bisa menyeberangi sungai dengan menggunakan jembatan kecil yang terbuat dari kayu. Ada sekitar 180 jembatan kayu di desa ini.
Maka itulah, Giethoorn menjadi desa yang bebas polusi, baik itu polusi udara maupun polusi suara kendaraan.
Baca Juga : Ingin Mencoba Menjadi Ninja? Yuk, Berkunjung ke Desa Ninja di Jepang
Rumah dan Taman yang Cantik
Desa Giethoorn ini juga sangat cantik dan indah, teman-teman.
Semua rumahnya berbentuk seperti rumah model kuno khas orang Belanda. Lalu, rumah-rumah itu berjajar rapi menghadap sungai.
Wah, bayangkan saja kalau kita tinggal di sana, buka pintu langsung melihat indahnya sungai persis di depan rumah. Asyik sekali, kan!
Baca Juga : Gawat, Penduduk di Desa Ini Dilarang Pelihara Kucing! Apa Alasannya?
Eits, tapi sungai yang menjadi jalan utama itu tidak benar-benar ada di depan pintu rumah, ya. Hi… hi… hi….
Biasanya, di halaman depan rumah ada sebuah taman yang cukup luas dan ditanami bunga-bunga yang bermekaran indah.
Bunga-bunga itu juga bisa kita temukan di jembatan-jembatan kayu tempat sepeda melintas di atas sungai.
Naik perahu atau sepeda dan dikelilingi oleh bunga-bunga yang cantik. Wuahh, rasanya seperti sedang berwisata ke Venesia, ya!
Baca Juga : Bukan Kasur, Alas Tidur Warga Desa di Madura Ini Super Unik!
Dari Bencana Jadi Desa Wisata
Tahukah teman-teman? Ternyata desa ini terbentuk karena adanya bencana, lo.
Dulu, daerah ini sama seperti desa-desa lainnya. Ada jalanan yang terbuat dari batu dan bukan sungai.
Pada 1170, banjir besar melanda daerah ini dan membuat desa terendam banjir. Semua warga mengungsi.
Pada 1230, beberapa warga imigran menemukan daerah ini. Akhirnya mereka membangunnya menjadi sebuah desa.
Mereka melakukan penggalian untuk mengangkut tanah gambut. Tak disangka, penggalian itu ternyata membentuk sungai-sungai kecil.
Baca Juga : Zalipie adalah Desa Terindah di Polandia, Seperti Apa Keindahannya?
Sedangkan tumpukan tanah gambut berubah menjadi pulau-pulau kecil. Nah, di pulau-pulau kecil itulah akhirnya dibangun rumah warga.
Sejak itu, desa ini sudah terlihat sangat cantik. Sayangnya, belum ada orang yang tahu.
Hingga pada 1958, desa ini dijadikan tempat syuting film dan membuatnya menjadi terkenal.
Dari situlah, banyak wisatawan yang datang dari seluruh dunia untuk menikmati indahnya Desa Giethroon ini.
Baca Juga : Guwang, Desa di Bali dengan Nilai Sejarah dan Budaya yang Tinggi
Lihat video ini juga, yuk!