Banyak Pasar di Jakarta Dinamakan Sesuai Nama Hari, Kenapa Begitu? #AkuBacaAkuTahu (Bagian 3)

By Tyas Wening, Kamis, 28 Februari 2019 | 17:22 WIB
Pasar Tanah Abang tempo dulu (Wikipedia.org)

Pasar Sabtu dibangun oleh arsitek yang juga membangun Pasar Senen, yaitu Yustinus Vinck pada 30 Agustus 1735 atas izin Gubernur Jenderal Abraham Patramini.

Pasar yang didirikan oleh Yustinus Vinck ini kemudian diberi izin untuk berjualan tekstil atau kain serta barang kelontong.

Pasar ini hanya melakukan aktivitas jual beli pada hari Sabtu sehingga disebut sebagai Pasar Sabtu.

Pada tahun 1740, sempat terjadi pembakaran dan pengrusakan di Pasar Sabtu, nih, teman-teman.

Kemudian Pasar Sabtu kembali dibangung pada tahun 1881 dan hari pengoperasian pasar ini ditambah menjadi hari Sabtu dan Rabu.

Baca Juga : Lolipop Dulu Digunakan untuk Memakan Madu, Bagaimana Sejarah Lolipop?

Bangunan Pasar Sabtu yang sangat sederhana terus mengalami pembangunan dan semakin berkembang, lo.

Nama Pasar Tanah Abang saat ini ternyata berasal dari banyaknya pohon palem atau pohon nabang di sekitar Pasar Sabtu.

Orang-orang Belanda pun kemudian menyebut Pasar Sabtu sebagai "De Nabang" lalu diubah oleh warga Batavia menjadi "Tenabang".

Saat ini, Pasar Tanah Abang berkembang dengan pesat tapi tetap berfokus menjual berbagai bahan tekstil, yaitu pakaian hingga menjadi salah satu kawasan terbesar di Asia Tenggara, lo.