Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Aku dan Alea.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
--------------------------------------------
Baca Juga : Cerpen Anak: Bunda Perlu Isi Baterai
Badanku semakin menggelembung. Alea meraih sehelai handuk yang tergeletak di kasur. Ia kemudian memaksa memasukkan handuk itu ke perutku. Brettt...
Aku menyerah. Perutku tidak kuat menampungnya. Alea bingung melihat mulutku yang masih menganga karena resletingku rusak.
Baca Juga : Setelah Lama Dicari, Jenis Paus Orca Misterius Ini Akhirnya Ditemukan
“Maaf, Lara. Perutmu sudah penuh, ya...” ucapnya sambil mengelus punggungku. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya.
Oh, ya, kenalkan, namaku Lara. Aku adalah tas berwarna kuning. Ada gambar boneka kucing imut di punggungku. Aku adalah hadiah ulang tahun Alea yang ke-9 dari Tante Lily.
Ke mana pun Alea pergi, ia selalu mengajakku, kecuali ke sekolah. Soalnya, setiap murid di sekolah Alea hanya boleh memakai tas berwarna hitam.
Baca Juga : Mengapa Anjing Suka Berguling-Guling di Berbagai Tempat Setelah Mandi?
Tanpa ragu, Alea membawaku ke tempat perkemahan. Sepanjang perjalanan, aku dipangku sambil tangan kirinya menutupi mulutku yang tak bisa tertutup.
Seorang teman Alea yang bertubuh besar, menghampiri Alea. “Di lem biru aja, Lea! Dilempar, beli baru!” ucapnya sambil menunjuk ke arahku.
“Wah, sayang, Banu. Lara ini panjang sejarahnya,” jawab Alea membelaku.
Baca Juga : Jupiter Planet Terbesar di Tata Surya, Bandingkan dengan Bumi, yuk!
“Ha ha ha... Sejarah apa? Memangnya si Lara dibeli di zaman Belanda?” ledek Banu. Tangannya usil menepuk perutku... BHUK! BHUK!
“Zaki, Teo, sini! Ada Nona Alea dan tas butut!” Banu berseru memanggil teman-temannya.
“Enggak lucu!” jawab Alea ketus cemberut. Banu dan teman-temannya kembali terbahak.
Baca Juga : Jarang Melihat Ada Es Krim Rasa Anggur? Ternyata Ini Sebabnya
Huh, aku jadi jengkel pada Banu dan teman-temannya. Mereka tidak mengerti kalau aku sangat berjasa pada Alea.
Aku yang menemani Alea les matematika, berenang, juga mengunjungi Nenek Salma di kampung. Alea sangat menyayangiku...
Rupanya ledekan Banu dan teman-temannya juga membuat Alea kesal.
Baca Juga : Wah, Bus Wonderful Indonesia Akan Beroperasi Selama Sebulan di Jerman!
BRUK!
Dengan kesal, Alea membantingku ke tumpukan rumput kering. Untuk beberapa saat, ia terdiam membelakangiku.
“Kita ke sini untuk bersenang-senang. Jangan cemberut, dong!” sapa Chelsea sambil menghampiri Alea.
Baca Juga : Seorang Perempuan di Jerman Punya Studio Foto Burung di Halamannya, Seperti Apa, ya?
“Banu sangat keterlaluan, Chel. Setiap kali membawa Lara, dia selalu meledekku!” Alea memasang muka kusut.
“Tarik bibir ke atas, picingkan mata sedikit, buka mulut, keluarkan suara, ha ha ha... “ ucap Chelsea sambil mempraktekkan ucapannya sendiri.
Alea melihat wajah sahabatnya yang lucu. Ia langsung tertawa.
Aku yang melihatnya pun ikut lega. Chelsea memang top, bisa menghibur Alea.
Baca Juga : Agar Populasi Lebah Terjaga, Lakukan 5 Hal Sederhana Ini, yuk!
Alea sepertinya bisa melupakan kejadian tadi. Ia dan Chelsea sudah bergabung dengan teman-teman lainnya untuk mempersiapkan acara perkemahan. Sementara aku bergabung juga dengan teman-temanku yang lain, sesama tas.
Aku tampak lebih besar dibandingkan tas yang lain. Lebih tua dan kusam. Awalnya aku sedih dan malu, tetapi teman-temanku semua baik. Tak ada yang meledekku seperti Banu.
Baca Juga : Dongeng Bona and Friends: Pohon Tumbang
Pulang dari acara perkemahan, aku sangat terkejut. Di kamar Alea tampak ada sebuah tas ransel. Seukuran denganku. Alea sangat senang melihatnya. Mama Alea yang membelikannya tadi pagi, sebelum kita pulang.
Alea menimang-nimangnya, kemudian menari-nari bersama tas tersebut. Aku yang tergeletak di atas kasur, hanya bisa menatap sedih.
Ah, sebentar lagi, Alea akan membuangku. Dia sudah punya tas baru. Aku pernah lihat Alea dan mamanya membuang beberapa tas mereka yang rusak ke tempat sampah.
Baca Juga : Tidak Hanya Hewan, Beberapa Makanan Khas Indonesia Terancam Punah
Sudah beberapa hari ini, aku tak menemani Alea pergi ke tempat les. Ia selalu pergi bersama Winnpe, nama tas barunya.
Bahkan, beberapa potongan roti masih ada yang tertinggal di dalam perutku sisa berkemah kemarin.
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 8) Rahasia Kolonel Barclay
Semut-semut sudah datang mengerumuniku dan berpesta pora. Ada juga beberapa kecoak yang ikut mendekatiku.
“Lo, kok, banyak semut?” Alea heran, kemudian menelusuri dari mana asal hewan yang bergotong royong mengangkat remahan itu.
“Aduh!” Alea menepok jidatnya. “Lara, maaf, ya, aku lupa mengeluarkan roti-roti ini!”
Baca Juga : Orang di Luar Asia Kebanyakan Tidak Bisa Jongkok, Ternyata Ini Penyebabnya
Setelah membersihkanku, Alea melipatku. Aku dan beberapa potong baju Alea yang sobek lalu digeletakkan di lantai.
Aku hanya pasrah dan berharap ada yang memungutku jika Alea benar-benar membuangku.
Baca Juga : Wah, Cacing Pita Laut Dapat Menumbuhkan Kembali Kepalanya!
Aku melihat Alea menghampiri mamanya. Alea berbicara sambil mengacungkan telunjuknya ke arah aku dan baju-baju itu.
Mama Alea mengangguk sambil mengacungkan jempolnya. Artinya mama Alea setuju jika aku dan baju-baju sobek Alea itu dibuang.
“Selamat tinggal, Alea,” ucapku sedih.
Tidak berapa lama, mereka menghampiri kami. Dengan cekatan, Alea memasukkan kami ke kantong keresek besar berwarna merah.
Baca Juga : Lakukan 3 Tips Ini saat Mengisi Daya Baterai Ponsel agar Lebih Awet
“Lara, sekarang kita ke tempat Tante Tina. Kamu harus diperbaiki, seperti baju-bajuku yang sobek ini. Tante Tina akan mengganti resletingmu, menjahit sobekan kecil di punggungmu. Kalau sudah bagus, nanti kamu bisa kupakai lagi,” ucap Alea.
Baca Juga : Kebanyakan Tulisan Tangan Dokter Sulit Dibaca, Cari Tahu Sebabnya, yuk!
Aku tersenyum bahagia. Ternyata Alea tidak membuangku. Dia masih menyayangiku.
Ucapan Alea memang terbukti. Walaupun tidak sesering dulu, Alea masih suka membawaku pergi.
“Terima kasih, Alea.”
Baca Juga : Nama Penduduk Bali Banyak yang Sama, Cari Tahu Makna Namanya, yuk
Cerita oleh: Liza Erfiana. Ilustrasi: Redi Priyo
Tonton video ini, yuk!