Pada beberapa pertunjukan film, kelompok orkestra, organ teater, atau kadang-kadang efek suara dan komentar mengenai film akan diucapkan oleh narator untuk mengisi dialog dalam film.
Tapi di sebagian besar negara, disediakan intertitles, yaitu teks berisi dialog yang dicetak dan diletakkan di beberapa titik untuk menyampaikan dialog dari film yang sedang dimainkan di gedung pertunjukan.
Dengan adanya intertitles ini, tidak ada lagi narator saat pemutaran film sedang berlangsung.
Meskipun di beberapa negara intertitles ini sangat populer, Jepang masih menggunakan narator yang berbicara sepanjang film untuk menyampaikan dialog, lo.
Baca Juga : Budaya Tepat Waktu Sangat Dihargai Bangsa Jepang, Ini Sejarahnya!
Nah, tapi berbeda dengan adegan lagu bergambar atau illustrated song yang sempat populer pada akhir abad 19 di Amerika.
Lagu bergambar adalah penggabungan dari gambar bergerak dengan lagu-lagu yang dimainkan.
Pemutaran lagu bergambar ini tidak sama dengan film, karena lagu akan direkam, lalu dipasangkan dengan beberapa kaca yang sudah bergambar, lalu diganti saat rekaman lagu dimainkan sehingga gambar-gambar terlihat bergerak seiring lagu.
Tujuan dari lagu bergambar ini adalah untuk mendorong penjualan kepingan piringan hitam berisi berbagai lagu, teman-teman.
Baca Juga : Cerita Vampir Ada Banyak Versinya, dari Mana Asal Ceritanya?
Setelah film mulai populer, lagu bergambar kemudian digunakan sebagai pengisi film-film sebelumnya.
Hal ini juga menjadi salah satu ide awal film memiliki suara, lo.
Wah, bagaimana kelanjutan sejarah film dunia hingga bisa menjadi sangat menarik seperti sekarang, ya?