Wah, Penelitian Terbaru Menunjukkan Anjing Bisa Mendeteksi Kejang dari Aroma

By Tyas Wening, Sabtu, 30 Maret 2019 | 19:08 WIB
Anjing bisa mendeteksi kejang melalui aroma (pixabay)

Bobo.id - Beberapa hewan terkenal mempunyai penciuman yang hebat, salah satunya adalah anjing.

Karena kemampuan penciumannya yang hebat, anjing sering digunakan oleh polisi untuk membantu tugasnya, yaitu mendeteksi benda-benda berbahaya atau terlarang.

Anjing pelacak juga banyak ditugaskan untuk mencari orang yang hilang atau korban bencana alam.

Tidak hanya itu, ternyata penciuman anjing yang hebat juga bsia digunakan untuk mendeteksi beberapa penyakit, nih, teman-teman.

Baca Juga : Semut yang Jatuh dari Tempat Tinggi Bisa Tetap Hidup, Apa Rahasianya?

Contohnya adalah beberapa anjing di Israel yang dilatih untuk mendeteksi penyakit kanker dari air liur seseorang sebelum didiagnosis atau diperiksa oleh dokter.

Menggunakan penciumannya, anjing juga bisa mendeteksi penyakit malaria dari kaus kaki yang digunakan oleh penderita malaria, lo.

Selain mendeteksi dua penyakit tadi menggunakan penciumannya, sebuah penelitian terbaru menunjukkan kalau anjing juga bisa mendeteksi penyakit kejang atau epilepsi hanya melalui aroma, lo.

Lima Anjing Dilatih Mendeteksi Aroma Kejang

Penelitian mengenai anjing yang bisa mendeteksi aroma kejang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Perancis.

Dalam penelitian ini, tim melatih serta meneliti 5 ekor anjing bernama Casey, Dodger, Lana, Zoey, dan Roo.

Kelima anjing ini diminta untuk mengendus aroma khusus yang berhubungan dengan kejang yang dialami oleh manusia.

Baca Juga : Wah, Ternyata Apel Tidak Boleh Dijadikan Pencuci Mulut, Apa Sebabnya?

Sampel yang akan diendus dan dideteksi oleh kelima anjing tadi kemudian diletakkan dalam kaleng dan mereka diminta untuk mengenali kaleng mana yang berisi sampel yang berhubungan dengan kejang.

Hasilnya, Casey, Zoey, dan Dodger bisa mendeteksi aroma kejang sebesar 100 persen atau dengan benar, nih, teman-teman.

Sedangkan Lana dan Roo bisa mengendus dan mendeteksi aroma kejang dengan benar sebanyak dua dari tiga sampel yang diberikan.

Sampel dari Pasien dengan Penyakit Kejang

Untuk melakukan penelitian ini, para peneliti harus mengambil sampael dari orang yang mempunyai penyakit kejang.

Peneliti mengambil sampel keringat saat penderita tersebut mengalami kejang, bukan sebelumnya.

Selain mengambil sampel saat pasien mengalami kejang, peneliti juga mengambil sampel keringat saat pasien tidak sedang kejang, yaitu saat sedang beristirahat dan berolahraga.

Sampel keringat diambil saat pasien berada dalam berbagai keadaan karena setiap keadaan atau aktivitas yang dilakukan mempunyai aroma yang berbeda, lo, teman-teman.

Baca Juga : Dulu Muntahan Paus Bisa jadi Bahan Parfum, Apa Bahan Parfum Modern?

Hal ini terjadi karena setiap aktivitas atau kegiatan yang kita lakukan mengeluarkan berbagai bahan kimia yang berbeda, sehingga aroma antara pasien yang sedang mengalami kejang berbeda dengan saat ia sedang beristirahat.

Nah, dari perbedaan aroma inilah anjing dilatih untuk mengetahui apakah majikannya sedang mengalami kejang.

O iya, anjing yang dilatih untuk mendeteksi kejang bisa mengetahui atau mendeteksi aroma kejang sekitar 15 sampai 45 menit sebelum kejang itu terjadi, lo.

Dengan mengetahui penyakit kejang yang dialami akan kambuh, maka hal ini memungkinkan pasien untuk bisa meminum obat atau melakukan beberapa pencegahan sebelum kejang benar-benar terjadi.

Hidung Anjing Sangat Sensitif

Hasil penelitian ini ternyata melampaui harapan para peneliti, lo, dan menunjukkan bahwa serangan kejang atau epilepsi memang mempunyai aroma tertentu yang dikeluarkan dari bahan kimia dalam tubuh.

Ketajaman penciuman hidung anjing adalah hasil evolusi yang menyebabkannya menjadi sangat sensitif.

Penciuman anjing yang yang sangat sensitif ini bahkan bisa mendeteksi senyawa organik spesifik meskipun konsentrasi atau kadarnya sangat sedikit, teman-teman, yaitu kurang 0,001 bagian per miliar.

Baca Juga : Suara Hujan Termasuk White Noise, Apa itu White Noise? #AkuBacaAkuTahu

Sedangkan hidung elektronik yang paling canggih saat ini hanya bisa mendeteksi bau yang tidak bisa tercium manusia sekitar 300 bagian per miliar.

Dengan ditemukannya hasil ini, peneliti berharap hal ini bisa menjadi jalan untuk penelitian baru dan bisa mengantisipasi kejang sehingga pasien tetap aman.