Cerpen Anak: Ke Festival Bau Nyale

By Sarah Nafisah, Minggu, 19 Mei 2019 | 19:10 WIB
Cerpen Anak: Ke Festival Bau Nyale (Dok. Majalah Bobo/Yoan)

Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?

Cerpen anak hari ini Ke Festival Bau Nyale.

Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!

------------------------------------------

Baca Juga: Cerpen Anak: Meina Si Penakut

Rena dan Kiki menatap kesal ke arah Sheika. Mereka sebal. Gara-gara Sheika telat bangun, malas-malasan, dan lamban bergerak, mereka jadi ketinggalan Festival Bau Nyale. Padahal, Rena, Kiki, Sheika, dan Tante Rin sudah sengaja pergi pada bulan Februari untuk melihat festival ini.

Pada Festival Bau Nyale, orang-orang suku Sasak beramairamai ke Pantai Kuta Lombok. Mereka menangkapi nyale-nyale atau cacing laut yang keluar pada hari khusus itu. Yaitu tanggal 20, bulan sepuluh.

Baca Juga: Cerpen Anak: Waktu Panen

Tahun Sasak. Biasanya tanggal itu jatuh pada bulan Februari dalam hitungan masehi. Nah, nyale-nyale hanya muncul selama beberapa jam saja sejak dini hari, sekitar pukul 04:00 pagi. Jadi, terlambat sedikit, mereka tidak sempat melihat keramaian festival itu.

“Maaf… maaf… “ ucap Sheika melihat kedua sepupunya begitu kesal kepadanya.

Baca Juga : Perlu 20 Tahun untuk Memulihkan Sebuah Hutan di Brazil yang Sudah Mati“Huh! Lelet!” dengus Kiki keras-keras, menggandeng tangan Rena dan berjalan cepat meninggalkan Sheika. Sheika terdiam.

“Sudah, jangan sedih. Lain kali, jangan suka lelet,” ujar Tante Rin, mengusap bahu Sheika, lalu berjalan menyusul Rena dan Kiki. Meninggalkan Sheika berjalan sendiri.

Baca Juga : Mirip dengan Ikan Salmon, Cari Tahu Tentang Ikan Trout, yuk!

Tiba-tiba mata Sheika menangkap sesuatu. Seekor nyale kecil terjepit di antara karang. Sebetulnya Sheika jijik akan cacing. Tapi, ia kasihan juga melihat nyale itu. Maka, diberanikannya dirinya untuk melepaskan nyale itu dari karang. Tepat saat nyale itu terbebas, tiba-tiba sinar matahari terbit di Pantai Kuta itu menjadi begitu terang. Sheika berdiri dan terkejut melihat pantai kembali dipenuhi orangorang suku Sasak. Namun, cara berpakaian mereka tampak tradisional sekali. Dan, hei, siapa itu?

Baca Juga : Hari Buku Nasional Diperingati Setiap 17 Mei, Cari Tahu Asal-usulnya, yuk! #AkuBacaAkuTahu

Di atas suatu tebing, tampak seorang putri yang cantik sekali. Putri itu mengumumkan bahwa ia tak bisa memilih satu pangeran untuk menjadi suaminya. Namun, ia akan mengunjungi rakyatnya setiap tanggal 20, bulan sepuluh, tahun Sasak. Lalu, putri cantik itu menerjunkan diri ke laut. Orang-orang Sasak kuno yang berkumpul di pantai, terkejut. Lebih terkejut lagi saat mereka melihat nyale-nyale lalu keluar dari laut.

Mereka saling bercerita bahwa sang putri selalu baik hati dan menolong mereka. Dalam kematiannya pun, ia mengubah diri menjadi nyale yang bisa dimakan oleh rakyatnya. Mereka senang sekali saat menangkapi nyale-nyale itu. Setiap tanggal 20, bulan sepuluh, mereka berjanji untuk datang ke Pantai Kuta untuk menangkap (bau) cacing (nyale).

Baca Juga : Sedih, Grumpy Cat Si Kucing Judes dengan Jutaan Follower Wafat

Tiba-tiba cacing kecil yang tadi dibebaskan Sheika berubah wujud menjadi putri cantik yang menjatuhkan diri ke laut.

“Namaku Putri Mandalika,” ucap putri itu, “Sejak hari aku menjatuhkan diri ke laut, aku selalu kembali ke sini tepat pada waktunya. Tidak pernah terlambat. Kamu tahu kenapa?” tanya Putri Mandalika.

Baca Juga : White Jewel, Stroberi Putih dari Jepang yang Langka dan Mahal

“Karena mereka membutuhkan cacing-cacing itu untuk makan?” jawab Sheika ragu.

“Benar. Selain itu, mereka percaya aku akan datang setiap tanggal 20, bulan 10. Jika aku tidak datang, mereka akan kecewa. Aku seperti mengkhianati kepercayaan mereka. Aku tidak suka itu,” ujar Putri Mandalika lembut.

Ah, Sheika jadi teringat bahwa ibunya sempat meragukan kalau sifat suka leletnya akan merepotkan Rena dan Kiki dalam perjalanan ke Lombok ini.

Namun, kedua sepupunya itu membelanya dan tetap berniat mengajaknya. Mereka percaya Sheika tidak akan lelet dan Merepotkan mereka.

Tapi, Sheika telah mengkhianati kepercayaan mereka.

Baca Juga : Wah, Ternyata Kutu Busuk Sudah Ada Sejak Zaman Dinosaurus, lo!

 

Putri Mandalika tersenyum melihat Sheika termenung. “Jangan sedih. Kamu anak yang baik. Akan kuberi kamu hadiah kecil,” ucapnya sambil menyentuh pipi Sheika.

Tiba-tiba, sinar matahari subuh menjadi begitu terang, silau, dan hangat. Sheika memejamkan mata. Saat membuka mata lagi, didapatinya dirinya berada di dalam kamar hotelnya di Lombok! Sheika terkejut.

Baca Juga : Lebih Menyenangkan dan Mudah, Gunakan 5 Aplikasi Belajar Bahasa Asing Berikut Ini, yuk!

Dilihatnya jam di telepon genggamnya. Baru jam setengah tiga dini hari, pada tanggal Festival Nyale. Dilihatnya Rena dan Kiki masih tidur di tempat tidur masing-masing. Sheika tidak terlambat bangun!

Mereka belum terlambat untuk melihat Festival Bau Nyale! Sheika langsung melompat bangun, tidak lagi bermalasmalasan di atas tempat tidur.

Masuk ke kamar mandi dan bersiap-siap. Setelah itu, baru ia membangunkan Rena dan Kiki. Mereka tampak terkejut sekaligus senang melihat kesigapan Sheika.

Cerita oleh: Pradikha Bestari. Ilustrasi: Yoan

Baca Juga : Benarkah Sering Membawa Beban Berat Akan Memengaruhi Tinggi Badan?

 #GridNetworkJuara

Tonton video ini, yuk!