Dulu Kumuh dan Banyak Sampah, Sekarang Berubah Jadi Kampung Korea

By Iveta Rahmalia, Selasa, 25 Juni 2019 | 19:07 WIB
Tulisan hangeul korea yang ditulis pada dinding rumah warga, menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang datang berkunjung ke Kampung Korea yang berada di Kampung Bugi, Kecamatan Sorawolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Senin (28/1/2019). (KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE)

Ketika masuk ke lorong, terdapat jejeran payung yang diikat di atas lorong. Di samping lorong terdapat berbagai jenis bunga yang berjejer rapi.

Lalu pada dinding pagar rumah warga, terdapat berbagai lukisan dan juga tulisan aksara Hangeul Korea.

Tulisan aksara Hangeul ini disandingkan dan tulisan asli suku Cia Cia Laporo yang memiliki persamaan kata dan arti.

Baca Juga: Jadi Makanan Wajib di Korea Selatan, Cari Tahu Fakta Seru Kimchi, yuk!

Aksara Korea Jadi Huruf Resmi di Kota Baubau

(KOMPAS.com / DEFRIATNO NEKE )

Teman-teman mungkin penasaran, mengapa yang ditulis di lorong ini adalah aksara Hangeul. Rupanya, Aksara Hangeul digunakan sebagai huruf resmi suku Cia Cia pada tahun 2009, lo.

Pada zaman dahulu kala, suku Cia Cia menggunakan bahasa dan huruf Cia Cia.

Namun, seiring waktu, aksara lokal serta bahasanya pun hampir punah. Sebab, pengguna bahasa Cia Cia atau yang disebut juga bahasa Buton Selatan hanya berasal dari masyarakat generasi tua dari sekitar 60.000 orang suku Cia Cia.

Sementara itu, generasi mudanya lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia atau menggunakan bahasa Wolio yang menjadi salah satu bahasa daerah di Buton.