Selain itu, cacing L. abatanica juga punya otot yang besar dan tebal pada mulutnya untuk melakukan pengeboran pada batu.
Namun meskipun peneliti sudah mengetahui anatomi cacing pemakan batu ini, peneliti tetap belum menemukan bagaimana cara cacing L. abatanica mengolah dan mencerna batu yang mereka makan, nih, teman-teman.
Hal ini berbeda dengan cacing kapal yang sudah ditemukan dan diteliti sebelumnya.
Cacing Kapal Memakan Kayu
Berbeda dengan cacing L. abatanica yang memakan batu, cacing kapal yang adalah kerabat dari cacing ini memakan kayu, teman-teman.
Cacing kapal diberi nama seperti itu karena kebiasaan mereka yang suka memakan kayu, baik dari dasar kapal, dermaga, atau kayu dari kapal yang tenggelam di dasar laut.
Baca Juga: Wah, Bentuk Paruh Burung Ini Menginspirasi Kereta Cepat, lo
Cacing kapal diperkirakan sudah beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga bisa mencerna kayu.
Berbeda dengan cacing L. abatanica, cacing kayu punya dentikel tajam yang sangat kecil untuk mengunyah kayu yang menjadi makanan mereka.
Dentikel adalah sekumpulan gigi kecil seperti sisik yang mencuat ke permukaan kulit dan bagian terluar dari dentikel ini sama seperti gigi manusia, yaitu email gigi.
Untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya, cacing kapal sangat bergantung pada simbion atau hewan lain yang bersimbiosis dengan cacing kapal yang bersarang di insangnya.
Nah, dari hal inilah para peneliti berfokus untuk melakukan penelitian pada bakteri di insang cacing pemakan batu, apakah bisa memberikan nutrisi bagi cacing ini.
Tonton video ini juga, yuk!