Mengapa Ada Kentut yang Aromanya Sangat Bau, ya? #AkuBacaAkuTahu

By Avisena Ashari, Rabu, 26 Juni 2019 | 15:23 WIB
Kentut di depan umum. (Ode/Majalah Bobo)

 

 

 

Bobo.id - Tubuh kita perlu membuang zat yang tidak diperlukan di tubuh, teman-teman.

Selain membuang zat sisa berupa kotoran dan urin, tubuh kita juga perlu membuang gas.

Setiap hari, kita pasti membuang gas dari tubuh saat kentut.

Tapi ada kentut yang berbunyi dan ada yang tidak. Ada juga kentut yang berbau dan ada yang tidak.

Kadang-kadang, ada kentut yang aromanya sangat bau. Yuk, kita cari tahu penjelasannya!

Mengapa Kentut Berbau?

Dalam istilah kesehatan, kentut disebut dengan istilah flatus. 

Setiap hari, manusia rata-rata kentut sebanyak 20 kali, teman-teman. Di saat kentut itu, kamu mungkin menyadari kalau ada sebagian kentut yang lebih bau dibandingkan yang lain.

 Baca Juga: Saat Pingsan dan Tidak Sadarkan Diri, Apa yang Terjadi di Tubuh dan Otak Manusia?

Bau yang berasal dari gas yang kita keluarkan dari tubuh bisa dipengaruhi oleh makanan yang kita makan, teman-teman.

Biasanya, kentut berbau tidak sedap ketika kita banyak mengonsumsi makan yang mengandung sulfur.

Sulfur adalah senyawa kimia yang juga bisa kita temukan saat telur membusuk.

Senyawa sulfur juga yang menyebabkan gas dari tubuh sigung bau, lo.

Beberapa makanan yang memiliki kandungan sulfur tinggi antara lain adalah brokoli, kubis, bawang bombai, telur, dan daging.

Saat organ pencernaan mencerna makanan, makanan terpecah dan ada bakteri yang membantu prosesnya. Saat itu, bakteri akan memakan protein dalam makanan yang mengandung sulfur.

Bakteri yang memakan protein ini akan melepaskan gas methanethiol. Nah, saat gas ini keluar, akan muncul aroma yang tidak sedap.

Mengapa Ada Kentut yang Sangat Bau?

Seluruh aroma adalah senyawa kimia yang ada di udara yang dihirup oleh organ penciuman kita.

 Baca Juga: Wah, Ternyata Tumbuhan Juga Bisa Kentut, lo! Bagaimana Caranya?

Nah, kentut yang keluar dari tubuh terdiri dari senyawa kimia seperti oksigen, nitrogen, hidrogen, metana, karbon, dan sulfur.

Semakin banyak kandungan sulfur dalam gas yang kita keluarkan, maka akan semakin bau aroma kentut itu.

Kemudian, saat kita makan makanan yang mengandung karbohidrat, tidak seluruhnya akan tercerna di tubuh.

Sisa makanan ini akan diteruskan ke susu kecil dan usus besar. Kemudian bakteri akan memecah karbohidrat itu menjadi bagian yang lebih kecil. Ini akan melepaskan gas hidrogen dan karbon dioksida yang tidak berbau.

Namun, ada bakteri lain di usus yang mengambil gas tidak berbau itu dan membuatnya menjadi senyawa yang berbau, misalnya seperti hidrogen sulfida.

 #GridNetworkJuara

Yuk, kita lihat video ini juga!