Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Burung Merpati Putih.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
----------------------------------------
Baca Juga: Cerpen Anak: Bukan Salah Nenek
Kaisar Sashu mempunyai seorang putri dan seorang putra. Ketika mereka masih kecil ibu mereka meninggal. Putri Kaisar Sashu bernama Tama-No-Chu sedang putranya bernama Kaniharu.
Sampai anaknya berusia 10 tahun Kaisar Sashu belum berniat untuk menikah lagi. Akhirnya pada suatu hari Kaisar Sashu berkata kepada anak-anaknya, "Chu dan Kaniharu, aku ingin mencari seorang ibu untuk kalian. Semenjak ibu meninggal, aku merasa kesepian, terutama kalau ada kaisar yang berkunjung ke sini".
Baca Juga: Cerpen Anak: Bukan Maksudnya Mencuri
"Kalau itu yang ayah inginkan, carilah seorang wanita yang baik," kata anak-anak Kaisar Sashu. "Nah, aku akan pergi dan tiga hari lagi aku akan kembali. Jagalah istana baik-baik," pesan sang ayah sambil bersiap-siap untuk berangkat.
Kaisar Sashu sudah melakukan perjalanan selama tiga hari untuk mencari seorang istri. Sudah banyak wanita yang ia temui, tetapi belum ada yang berkenan di hatinya. Ketika ia tiba di Yamada Muchi Nuyashi, ia melihat seorang wanita cantik yang sedang menenun.
Kaisar Sashu menegurnya, "Maafkan aku!" Wanita itu terkejut dan berkata, "Oh, siapa kau? Apakah kau mau mengisap cerutu?"
Baca Juga: Cerpen Anak: Bukan Salah Nenek
"Aku adalah Kaisar Sashu. Istriku sudah meninggal dan aku bermaksud mencari istri baru. Apakah kau mau menjadi istriku?" tanya Kaisar Sashu.
"Ya, aku mau menjadi istrimu. Suamiku yang dahulu adalah seorang kaisar dari Yamada Muchi, tetapi ketika putri kami lahir ia meninggal dunia. Dan aku diharuskan melepaskan kekuasaan suamiku, karena itu aku sekarang tinggal di sini. Aku mencari nafkah dengan menenun kain. Jika kau mau mengambil aku dan anakku, maka aku akan sangat berterima kasih," sahut wanita itu. Maka wanita itu dan anaknya ikut ke istana Kaisar Sashu.
Baca Juga: Mirip Sekali dengan Buah Nangka, Kenalan dengan Cempedak, yuk!
"Tama-No-Chu, aku telah kembali membawa seorang ibu untuk kalian, keluar dan sambutlah dial" teriak Kaisar Sashu. Ketika Tama-No-Chu mendengar suara ayahnya, ia segera keluar.
"Rambutmu mirip dengan rambut ibuku. Pakaianmu juga mirip dengan pakaian ibuku. Kuharap kau mau menjadi ibu kami," kata Tama-No-Chu. Maka wanita itu pun menjadi ibu Tama-No-Chu dan Kaniharu.
Pada mulanya ia sangat memperhatikan mereka. Sampai suatu ketika Tama-No-Chu dilamar menjadi istri Kaisar Saga. Mendengar hal itu ibu tiri Chu merasa iri hati, mengapa bukan anaknya yang menjadi istri Kaisar Saga. Lalu ia mengutuk Chu menjadi seekor burung merpati putih, yang terbang jauh ke angkasa. Kaniharu sedih melihat kakaknya dikutuk oleh ibu tirinya.
Baca Juga: Pandai Merubah Warna untuk Menyamar, Cari Tahu Fakta Kuda Laut, yuk!
Ibu tiri itu lalu berkata kepada suaminya, "Istrimu, yang terdahulu temyata seorang tukang tenung. Lihat anakmu yang besok akan menikah ditenungnya menjadi seekor burung merpati putih."
Ketika Kaisar Sashu mendengar hal itu, ia menangis dan berkata, "Sungguh kejam! Tama-No-Chu sudah dilamar dan besok pesta perkawinannya akan dirayakan. Bagaimana kalau utusan Kaisar Saga datang menjemputnya? Apa yang harus kukatakan kepadanya?"
"Jangan khawatir! Bukankah Kana ada di sini. Bagaimana kalau kita dandani dia sebagai pengantin, seolah-olah dialah Tama-No-Chu?" bujuk ibu tiri Chu. Karena sedih Kaisar Sashu jatuh sakit, ia tidak dapat turun dari tempat tidurnya.
Baca Juga: Kabar Gembira, Elang Jawa Kembali Ditemukan di Gunung Gede Pangrango
Keesokan hari utusan Kaisar Saga datang menjemput pengantin wanita. Karena Kaisar Sashu sakit, maka ia tidak dapat hadir. Hanya ibu tiri Chu dan Kaniharu yang dating ke pesta itu. Pesta perkawinnan diadakan dengan meriah sekali.
Ketika hendak pulang ibu tiri Chu berkata kepada Kaisar Saga. "Kaniharu adalah pembantu Tama-No-Chu. Kau boleh menyuruhnya mencari kayu bakar. Dan pada malam hari suruhlah dia memijat engkau dan istrimu!" Ibu tiri Chu lalu pulang. Di rumah ia berkata, "Aku telah menukar nama Kana dengan Chu."
"Lalu di mana Kaniharu? Mengapa ia tidak pulang?" tanya Kaisar Sashu.
Baca Juga: Berapa Volume Aman Saat Menggunakan Headset? #AkuBacaAkuTahu"Aku menyuruh dia menemani adiknya. Kana akan kesepian tinggal di tempat asing sendirian. Karena itu aku menyuruhnya tinggal di sana selama seminggu," kata ibu tiri itu.
Keesokan harinya Kana berkata kepada Kaniharu, "Kaniharu! Cepatlah makan sarapanmu. Setelah itu pergilah mengambil kayu bakar di gunung." Kaniharu sedih karena tidak tahu di mana letak gunung itu.Ia juga tidak tahu bagaimana caranya mengambil kayu bakar. Maka Kaniharu pergi ke gunung Cedar, di mana kakaknya burung merpati putih sering bertengger. Setibanya di sana.Kaniharu berteriak,"Penghuni gunung Cedar! Penghuni gunung Cedar!" Tiba-tiba datang seekor burung merpati putih.
Baca Juga: Tak Selalu Mahal, 4 Tempat Liburan di Jakarta ini Murah Meriah, lo
"Ada apa adikku? Mengapa engkau bersedih hati?" tanya Chu."Aku disuruh oleh Kana mengumpulkan kayu bakar dan memijatnya dia serta suaminya, " Kaniharu bercerita kepada kakaknya dengan sedih.
"Oh, sungguh kejam! Aku kasihan padamu. Apakah baju yang kau pakai ini hanya satu-satunya yang kau miliki?" tanya Chu."Ya!" sahut Kaniharu.
Baca Juga: 3 Tempat Liburan di Tangerang yang Bisa Dikunjungi untuk Berlibur"Kalau begitu pulanglah. Carilah di rumah seorang tukang tenun, sisa-sisa benang dan kain tenun. Ambillah sisa-sisa itu dan berikan kepadaku. Aku akan membuatkan untukmu sebuah kimono yang indah sekali."
Kaniharu meninggalkan kakaknya lalu pulang. Keesokan hari ia bangun pagi-pagi sekali. Ia pergi ke rumah tukang tenun dan mengambil apa yang disuruh oleh kakaknya. Lalu ia kembali ke gunung Cedar.
"Apakah kau sudah mendapatkan sisa-sisa benang dan kain tenun?" tanya merpati putih ketika menemui Kaniharu.
"Ya! Ini ambillah!" sahut Kaniharu.
Baca Juga: Mendinginkan Tubuh dengan Minum Air Dingin, Apa Efeknya Bagi Tubuh?
"Hari ini kau harus mengumpulkan kayu bakar. Setelah itu segeralah pulang. Katakan kau sedang sakit kepala dan ingin tidur, Kau jangan makan siang ini. Besok pagi makanlah sepiring bubur. Tapi siang hari, kalau hanya ada nasi, makanlah setengah piring saja.
Lalu kau harus pura-pura sakit dan tidur selama tiga hari. Pada hari keempat, bangunlah dan katakan kau telah sehat kembali. Segera makan sarapanmu dan kembali ke mari!" demikian perintah merpati putih. Setelah berkata burung itu melemparkan ranting-ranting pohon. Kaniharu segera mengikatnya.
Baca Juga: Jago Menyamar, Gurita Penyamar ini Mampu Berubah Jadi Berbagai Bentuk
Kaniharu membawa kayu bakar itu dan segera pulang. Di rumah ia melakukan apa yang dikatakan kakaknya. Pada hari keempat ia pergi ke gunung Cedar. Sesampainya di sana ia berteriak, "Penghuni gunung Cedar!" Tak lama datanglah merpati putih membawa sebuah Kimono.
"Inilah kimono yang kujanjikan. Ambillah!" kata burung merpati.”Tapi ingat kimono ini harus kau letakkan di tempat yang tersembunyi, dan yang agak kotor. Kurasa lebih baik kalau kau letakkan di dekat perapian. Pada malam hari, kalau kau merasa kedinginan, pakailah kimono itu. Tapi sebelum matahari terbit, kau harus bangun dan menyembunyikan kimono itu. Nah aku sekarang akan menolongmu mencarikan kayu bakar."
(Bersambung)
Cerita dan Ilustrasi oleh: Dok. Majalah Bobo
Baca Juga: Menguap saat Melihat Orang Lain Menguap? Bukan Berarti Mengantuk, lo!
Tonton video ini, yuk!