Ceklik! Adi memencet sebuah tombol yang ada pada tustel itu. Tampak sekilas cahaya. Tak lama kemudian dari tustel itu keluarlah sebuah gambar bewarna.
Timi Tikus ingin tahu, gambar apakah itu. Dengan mengendapendap ia mendekati keluarga Pak Tono.
Wou, apa yang dilihatnya? Sebuah gambar bewarna. Pada gambar tersebut tampak Pak, Bu Tono dan Ida. Setelah melihat potret itu, Timi Tikus segera lari. Ia takut ketahuan.
Di dapur Timi Tikus berkata, "Ah, ingin juga aku dipotret seperti mereka!"
Baca Juga: Ada Banyak Jenisnya, Kenapa Ada Obat yang Diminum dan Tidak, ya?
Tapi mungkinkah itu? Kalau saja keluarga Pak Tono tahu, ia tinggal di situ, pasti ia akan dibunuh. Karena tikus adalah musuh manusia. Tapi Timi Tikus tak putus asa. Ia terus mencari kesempatan, agar bisa dipotret.
Pada suatu hari nenek Ida dan Adi datang bermalam. Dengan bangga Adi memperlihatkan tustelnya sambil berkata, "Nek, lihat tustel baruku. Ini hadiah, ketika aku berhasil keluar menjadi pemenang sayembara mengarang. Dengan tustel ini, setiap potret bisa langsung jadi!" kata Adi. "Nenek, duduk di bangku itu nanti Adi potret!"
Baca Juga: Yuk, Lindungi Alam Indonesia Melalui Wahana Antangin Junior Urban Forest di KidZania!