5. Ilmuwan Sulit Menentukan Jumlah dan Melakukan Konservasi Pada Vaquita
Sifat vaquita yang pemalu ternyata menjadi hal yang menyulitkan bagi para ilmuwan untuk melakukan penelitian.
Karena selalu menjauh saat akan diteliti, maka ilmuwan sulit menentukan jumlah atau populasi vaquita yang ada di laut.
Inilah sebabnya perkiraan resmi populasi vaquita yang pertama baru diterbitkan pada 1997, padahal ilmuwan sudah menemukan mamalia ini sejak 1958.
Upaya konservasi vaquita juga sulit dilakukan, nih, teman-teman. Terbukti dari berbagai upaya yang sudah dilakukan, belum ada yang berhasil membuat populasi vaquita bertambah.
Baca Juga: Apa Kamu Takut dengan Ular? Mengapa Banyak Orang Takut Ular, ya?
Salah satunya adalah saat para ilmuwan berusaha menangkap vaquita untuk diletakkan dalam tempat konservasi, vaquita justru menjadi stres dan mati.
Akhirnya saat ini para ilmuwan melakukan konservasi dengan membangun jaring di tengah laut, agar vaquita tetap berada di habitatnya untuk berkembang biak.
6. Sering Tidak Sengaja Tertangkap
Menurunnya jumlah vaquita di lautan ternyata disebabkan karena lumba-lumba ini sering tidak sengaja tertangkap dalam jaring penangkapan ilegal oleh para nelayan.
Padahal, para ilmuwan sudah mengembangkan jaring yang bisa digunakan untuk menangkap ikan dan udang tanpa membuat vaquita terperangkap dalam jaring, lo.
Baca Juga: Binatang Apa Saja yang Tidak Ada di Kebun Binatang? #AkuBacaAkuTahu
Jaring ini pun sudah digunakan oleh banyak nelayan yang setuju untuk ikut dalam upaya pencegahan kepunahan vaquita.
Namun sayangnya penangkapan ikan ilegal masih berlangsung, nih, teman-teman, yang membuat lumba-lumba vaquita ikuta tertangkap.
Selain itu, menurunnya populasi vaquita juga disebabkan karena makanan mereka, yaitu ikan totoaba juga semakin sedikit jumlahnya.
Ikan totoaba banyak ditangkap untuk diambil kantung berenangnya, yang dipercaya oleh masyarakat Tiongkok bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Tonton video ini juga, yuk, teman-teman!