Uniknya Kerajinan Tangan dari Kalimantan Timur, Lokasi Ibu Kota yang Baru

By Iveta Rahmalia, Senin, 26 Agustus 2019 | 19:16 WIB
Manik-manik berwarna cerah dijadikan penghias untuk tas. (Ricky Martin/Bobo)

Dinamakan kain tenun ulap doyo, karena tenun ikat ini berbahan dasar serat daun doyo.

Daun doyo berasal dari tanaman sejenis pandan yang bernama latin Curculigo latifolia. Tanaman ini tumbuh di pedalaman Kalimantan.

Sebelum dijadikan bahan untuk kain tenun, daun doyo harus dikeringkan dan disayat sampai menjadi serat yang halus. Serat daun ini lalu dilinting sampai membentuk benang kasar.

Benang-benang itu lalu diberi warna dengan pewarna dari tumbuhan. Warna yang paling sering ditemui adalah merah dan cokelat.

Warna merah berasal dari buah glinggam, kayu oter, dan buah londo. Sedangkan warna cokelat berasal dari kayu uwar.

Baca Juga: Wah, Ternyata Dulu Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Filipina Satu Pulau

Manik-Manik Cerah

Manik-manik dari suku Dayak umumnya berwarna kontras atau terang seperti merah, kuning, hijau, putih, dan hitam. Warna-warna terang ini dianggap sebagai lambang keharmonisan Suku Dayak.

Suku Dayak Kenyah menjadikan manik-manik sebagai penghias aksesoris, seperti penutup kepala, tas, kalung, sampai pakaian adat.