T-Rex Ternyata Memiliki Dua Lubang di Kepalanya, Apa Fungsinya, ya?

By Tyas Wening, Kamis, 5 September 2019 | 16:26 WIB
T-rex punya dua lubang di kepalanya (Pixabay)

Bobo.id - Di antara berbagai dinosaurus yang sudah pernah ditemukan, T-Rex atau Tyrannosaurus Rex menjadi salah satu yang paling terkenal, nih, teman-teman.

T-Rex digambarkan sebagai dinosaurus yang memiliki tubuh besar dan gigi tajam yang siap menerkam apa saja yang ada di hadapannya.

Ciri khas T-Rex yang unik adalah lengannya yang kecil jika dibandingkan dengan tubuhnya yang besar.

Meskipun terlihat tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya, seorang ahli paleontologi dari Universitas Hawaii mengatakan lengan T-Rex yang kecil ini berguna sebagai alat penyerang mangsa dari jarak dekat.

Baca Juga: Ini 4 Racun Hewan Apa yang Paling Cepat Melumpuhkan Mangsa, Apa Saja?

Ternyata peneliti yang melakukan penelitian terhadap fosil T-Rex masih menemukan banyak fakta unik, lo.

Fakta unik yang baru diketahui oleh peneliti adalah fungsi dari dua buah lubang kecil yang terletak di kepala T-Rex.

T-Rex Memiliki Dua Lubang yang Disebut Fenestra di Kepalanya

Dari penelitian yang dilakukan pada fosil dan model T-Rex, peneliti menemukan berbagai fitur tambahan pada dinosaurus ini, lo.

Nah, kali ini fitur lain yang ditemukan adalah adanya dua lubang pada tengkorak atau kerangka kepala T-Rex.

Dua lubang di tengkorak T-Rex ini disebut dengan fenestra dorsotemporal dan terletak di antara dua matanya.

Awalnya, peneliti menganggap kalau dua lubang fenestra yang ada di tengkorak T-Rex ini berisi otot.

Namun penelitian lanjutan menemukan kalau lubang fenestra yang dimiliki oleh T-Rex tidak berisi otot, tapi memiliki fungsi lain.

Lubang Fenestra Berfungsi untuk Mengatur Suhu

Dari penelitian baru yang dilakukan ilmuwan pada fosil T-Rex, fenestra pada tengkorak dinosaurus ini kemungkinan berfungsi untuk mengatur suhu di dalam kepalanya.

Meskipun belum diketahui apakah dinosaurus seperti T-Rex merupakan hewan berdarah panas atau dingin, tapi beberapa dinosaurus memiliki sistem pendinginan tubuh yang disebut mesothermy.

Baca Juga: Dikenal Menyeramkan, Ini Dia 3 Fakta Unik Seputar Kucing Hitam

Cara pendinginan suhu tubuh ini diperkirakan berada di antara endotermal (berdarah panas) atau ektoterm (berdarah dingin).

Nah, lubang fenestra pada kepala T-Rex ini kemudian berguna untuk mengeluarkan suhu panas dari kepala dan membantu menjaga otak serta kepalanya tetap pada suhu yang optimal.

Cara yang dilakukan oleh T-Rex dalam mengatur suhu tubuhnya melalui fenestra adalah dengan cara menghangatkan atau mendinginkan darah yang mengalir melalui pembuluh darah di dalam fenestra.

Awalnya Fenestra Diduga Berisi Otot

Saat menemukan adanya dua lubang fenestra di tengkorak T-Rex, peneliti menduga lubang ini berisi otot-otot.

Otot di dalam lubang fenestra ini diduga berfungsi untuk membantu menggerakkan rahang T-Rex yang kuat.

Namun pendapat ini kemudian berubah, teman-teman, karena otot akan sulit keluar dari rahang dan berbelok 90 derajat ke bagian atas tengkorak.

Baca Juga: Banyak yang Bingung, Hewan Ini Kelinci atau Burung Gagak, ya?

Setelah melakukan penelitian, peneliti memiliki banyak bukti yang menunjukkan kalau ada pembuluh darah di sekitar fenestra.

Bukti ini dikumpulkan dari penelitian terhadap buaya dan reptil lainnya yang hidup saat ini.

Fenestra Juga Dimiliki oleh Reptil dan Beberapa Jenis Hewan Lain

Selain T-Rex, hewan lain yang hidup saat ini juga memiliki fenestra, lo.

Beberapa hewan yang memiliki fenestra disebut diapsid, contohnya adalah buaya, burung, dan kadal.

Karena fenestra juga ditemukan pada tengkorak T-Rex, diperkirakan fenestra sudah berevolusi sejak 300 tahun yang lalu, nih, teman-teman.

Nah, untuk mencari tahu apa fungsi dari fenestra yang dimiliki oleh T-Rex, peneliti melakukan penelitian pada hewan-hewan modern yang memiliki fenestra dan memiliki kesamaan paling banyak dengan T-Rex.

Kesamaan ini ternyata ditemukan pada hewan reptil buaya, lo.

Baca Juga: Benarkah Aligator Akan Tertidur Jika Dielus Perutnya? #AkuBacaAkuTahu

Dengan menggunakan kamera pendeteksi panas, para ilmuwan kemudian melakukan penelitian pada buaya, yang merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan.

Saat cuaca sekitar tubuh buaya sedang dingin, maka buaya akan melakukan pemanasan dan terlihat adanya titik panas yang cukup besar di lubang fenestra.

Hal ini ternyata menunjukkan adanya kenaikan suhu pada kepala mereka, nih, teman-teman.

Sedangkan saat suhu di sekitar buaya sedang lebih hangat, maka tidak terdeteksi titik panas pada lubang fenestra di kepal buaya.

Hasil itu menunjukkan kalau fenestra seolah ditutup agar tubuh buaya tetap dingin, teman-teman.

#GridNetworkJuara

Lihat video ini juga, yuk!