Sinterklas atau Santa Klaus tercatat mulai muncul sekitar tahun 280 Masehi, sedangkan kelinci paskah terkenal di Amerika pada 1700-an.
Namun, kemunculan peri gigi yang paling awal tercatat tahun 1908 dari sebuah koran, lo, yaitu Chicago Daily Tribune.
Dalam koran itu, seorang pembaca menuliskan kalau anak-anak meletakkan giginya yang lepas di bawah bantal, maka peri gigi akan datang dan menukar gigi tadi dengan beberapa hadiah kecil.
Kisah peri gigi kemudian semakin terkenal setelah dijadikan sebuah pertunjukan drama pada 1927 dengan judul The Tooth Fairy atau Peri Gigi.
Baca Juga: Selain Batik, Inilah 5 Daerah di Indonesia Penghasil Kain Tenun
2. Gigi yang Lepas Sudah Menjadi Perayaan Tradisi Sejak Lama
Meskipun kemunculan cerita atau legenda peri gigi baru muncul pada awal 1900-an, tradisi merayakan gigi yang lepas sudah berlangsung lama, lo.
Sekitar abad ke-13, terdapat tradisi di Timur Tengah untuk melempar gigi yang lepas ke langit atau ke Matahari, nih, teman-teman.
Tujuannya adalah berdoa untuk meminta gigi yang lebih baik untuk tumbuh menggantikan gigi yang sudah lepas.
Sedangkan di Turki, Meksiko, dan Yunani, anak-anak akan melemparkan gigi mereka ke atap rumah.
Baca Juga: Tidak Hanya Indonesia, 17 Agustus Juga Dirayakan Negara Gabon, lo!
Apakah teman-teman pernah melempar gigi bagian atas yang lepas ke tanah, sedangkan gigi bagian bawah dilemparkan ke atap?
Selain di Indonesia, tradisi ini juga ada di India, Korea, Vietnam, dan Filipina, lo, dengan tujuan agar gigi dewasa tumbuh secara lurus.
3. Berbagai Penggambaran tentang Peri Gigi
Peri gigi menjadi legenda anak-anak yang terkenal di banyak negara. Namun, setiap negara memiliki penggambaran yang berbeda tentang peri gigi, lo.