Setelah menyelesaikan sekolah, Ernest Douwes Dekker bekerja di sebuah perkebunan kopi di Malang.
Di tempat ini, ia menyaksikan para buruh pribumi diperlakukan dengan kasar oleh orang Belanda.
Pak Ernest tidak suka melihat ketidakadilan itu terjadi karena beliau merasa sebagai orang Indonesia.
Ia segera meninggalkan pekerjaannya itu kemudian beralih menjadi guru.
Baca Juga: Abdul Muis, Pahlawan Nasional yang Pernah Menjadi Penulis
Perjuangan Kemerdekaan
Ernest Douwes Dekker kemudian mendirikan harian De Express, koran yang banyak memuat tulisan tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Melalui koran ini, Pak Ernest Douwes Dekker mengajak orang-orang Indonesia seperti dirinya untuk bersatu dengan rakyat Indonesia lainnya dan menganggap Indonesia sebagai tanah air mereka.
Ketika masa perjuangan ini, Pak Ernest lebih memilih menggunakan nama Danudirdja Setiabudhi.
Baca Juga: Pahlawan Perempuan Indonesia, HR Rasuna Said, Jurnalis yang Andal
Tiga Serangkai
Pada 1912, Danudirdja Setiabudhi bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Cipto Mangunkusumo mendirikan sebuah organisasi politik bernama Indische Partij.