Kucing Bukan Satu-satunya Penyebar Toksoplasma, Cari Tahu Fakta-faktanya, yuk!

By Iveta Rahmalia, Kamis, 26 September 2019 | 13:50 WIB
Kucing maine coon (Public Domain Pictures)

Coba kita perhatikan kucing liar. Pernahkah teman-teman melihat kucing liar yang berburu tikus?

Kucing liar biasanya berburu tikus atau hewan kecil lainnya untuk dijadikan makanan. Dari sinilah kemungkinan terkena parasit toksoplasma semakin besar.

Kucing akan terkena parasit ini, jika mereka tidak sengaja memakan parasit yang terdapat di jaringan otot atau organ dari hewan yang terinfeksi.

Tikus adalah salah satu hewan yang paling sering terkena infeksi parasit ini.

Baca Juga: Sebelum Siapkan Tempatnya, Ketahui Ciri-Ciri Kucing yang Akan Melahirkan

Setelah masuk ke tubuh kucing, parasit ini akan keluar bersama feses atau kotoran kucing. Yap, toksoplasma memang bisa tersebar melalui kotoran kucing.

Jika hewan lain atau manusia tidak sengaja menelan kotoran ini, maka akan terinfeksi sehingga menyebakan toksoplasmosis.

Lalu, bagaimana dengan kucing itu sendiri? Umumnya kucing yang terkena toksoplasmosis terlihat baik-baik saja. Hanya sedikit yang mungkin mengeluarkan gejala diare, masalah pernapasan, atau gangguan mata.

Hanya ada sedikit juga jumlah kucing yang mati karena toksoplasmosis.

Kucing yang terinfeksi bisa menulari manusia setelah 3 minggu. Parasit ini masuk jika kita tidak sengaja memakan kotoran kucing. Misalnya kotoran kucing menempel di tangan,  lalu kita memegang makanan.

Uniknya, tokoplasmosis hanya akan 'keluar' dari kotoran yang berusia lebih dari 24 jam. Jadi, kotoran yang kurang dari sehari tidak akan mungkin menulari penyakit ini.