Dongeng Anak: Permintaan Putri Melisma

By Sarah Nafisah, Sabtu, 28 September 2019 | 18:00 WIB
Dongeng Anak: Permintaan Putri Melisma (Dok. Majalah Bobo)

Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?

Dongeng anak hari ini berjudul Permintaan Putri Melisma.

Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!

---------------------------------------------

Baca Juga: Dongeng Anak: Mengapa Burung Beo Selalu Meniru Suara

Dahulu kala ada sebuah negeri yang dipimpin raja bernama Raja Thesis, ia adalah seorang raja yang bijaksana dan dicintai rakyatnya. Raja Thesis hanya memiliki seorang putri kecil bernama Melisma. Raja Thesis sangat menyayanginya dan selalu mengabulkan permintaan puterinya itu. Tanpa terasa waktu terus berjalan. Puteri Melisma telah beranjak dewasa. Ia tumbuh menjadi gadis yang cantik, namun sombong dan serakah.

Sayangnya, Raja Thesis tidak menyadari hal itu. Satu per satu teman Putri Melisma pergi meninggalkan si putri. Mereka tak mau lagi berteman dengannya. Sebab Putri Melisma suka merebut benda milik temannya. Ia juga sering memamerkan hartanya.

Baca Juga: Dongeng Anak: Gubuk Tua Pak Togi

Suatu ketika, Raja Thesis mengajak Melisma berjalan-jalan ke luar istana. Di tengah perjalanan Melisma melihat seorang gadis yang berpakaian sederhana. Namun di leher gadis itu tergantung sebuah kalung permata indah. Putri Melisma ingin memiliki kalung itu. "Ayah, gadis itu memakai kalung bagus. Aku ingin sekali memilikinya," ujar Melisma sambil menunjuk ke arah gadis itu. Raja Thesis segera menghampirinya. "Maaf nona, putriku tertarik pada kalungmu itu. Maukah kau menjualnya padaku?" tanya Raja Thesis.

"Maafkan hamba Yang Mulia Raja. Kalung ini satu-satunya harta warisan peninggalan kedua orangtuaku," jawab si gadis takut-takut. “Tidak peduli. Cepat berikan padaku!" bentak Melisma. Puteri Melisma membujuk ayahnya untuk memaksa gadis itu. Raja Thesis pun terbujuk. Ia tak pernah bisa menolak permintaan Melisma. "Aku perintahkan untuk menjual kalung itu padaku!" tegas Raja Thesis. Si gadis pun hanya bisa menangis. Ia mulai melepas kalung itu dari lehernya.

"Apa seorang raja dapat seenaknya memaksa rakyat kecil seperti hamba?" ujar si gadis sendu. Mendengar pertanyaan itu Raja Thesis pun terdiam. Ia sadar, bahwa ia telah bertindak tidak adil. "Kau benar nona. Maafkan tindakanku tadi. Aku tak akan memaksamu lagi," ujar Raja Thesis. "Tapi, Ayah" potong Melisma. "Melisma! Ayah tak kan mengikuti caramu yang salah itu!" bentak Raja Thesis. Saat itu Melisma merasa sangat kecewa untuk yang pertama kaiinya. "Aku benci Ayah!" teriak Melisma sambil terus berlari.

Raja Thesis membiarkan Melisma pergi. Ia berharap setelah kejadian ini Melisma akan berubah. Namun di saat itu, gadis di depannya tiba-tiba lenyap. "Kemana perginya gadis itu?" gumam Raja Thesis bingung. Sementara itu, Melisma terus berlari. Tanpa sadar ia telah masuk ke hutan. Melisma menghentikan langkahnya dan duduk bersandar pada sebuah pohon besar. Ia menangis. Tiba-tiba dari balik kabut muncul seorang wanita bergaun putih. Ia memegang sebuah tongkat emas. "Siapa kau?" tanya Melisma kaget.

"Aku adalah Dewi Khytara, penjaga hutan ini. Aku datang untuk menolongmu, Melisma," ujar wanita itu. "Mengapa kau mengenalku?" tanya Melisma bingung. "Aku sudah tahu semua tentang dirimu," ujar sang Dewi. Melisma segera berdiri dan mengusap air matanya. "Bagaimana kau akan menolongku?" Tanya Melisma. "Aku memiliki tongkat ajaib yang bisa mengabulkan permintaan. Sekarang sebutkan satu permintaanmu!" ujar sang Dewi. Satu permintaan tentu saja tak cukup untuk Melisma. Ia memang serakah. "Aku ingin memiliki tongkat ajaib itu," tegas Melisma.

Dewi Khytara terkejut, "Kau memang seorang gadis yang serakah. Tapi baiklah, jika itu memang maumu," ujar sang Dewi kesal. Tongkat itu pun diberikan pada Melisma. Ia senang sekali menerimanya. Setelah memegang tongkat itu, tiba-tiba Melisma berubah. Kini ia berpakaian mirip Dewi Khytara. "Mengapa begini? Apa yang terjadi padaku?" Tanya Melisma heran. "Karena kau telah memiliki tongkat itu, maka mulai saat ini kaulah yang menjadi Dewi penjaga hutan ini. Kau akan hidup di sini untuk selamanya," ujar sang Dewi sambil pergi meninggalkan Melisma.

"Tunggu! Aku tak mau hidup sendiri disini!" teriak Melisma keras. Tetapi Dewi Khytara tak menghiraukannya. Ia pun raib bersama kabut. "Tunggu! Aku tak mau tongkat ini!" teriak Melisma sambil terbangun dari tidurnya. Ah, ternyata ia hanya bermimpi. Tadi Melisma tertidur saat ia bersandar di bawah pohon. Kini Melisma sadar.

Ia berjanji untuk tidak serakah dan sombong lagi. Melisma segera pulang ke istana dan meminta maaf pada ayahnya. Raja Thesis sangat senang melihat Melisma berubah. Sebenarnya, gadis yang mengenakan kalung permata indah itu adalah Dewi Khytara. Dewi yang datang ke dalam mimpi Puteri Melisma.

Cerita oleh: Arizona Mardatias. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo

#GridNetworkJuara

Tonton video ini, yuk!