Keren! Kelima Anak Ini Mendapatkan Penghargaan Anugerah Kebudayaan

By Sylvana Toemon, Senin, 14 Oktober 2019 | 19:45 WIB
Lima anak Indonesia penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2019.
Lima anak Indonesia penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2019. (Bobo.id/Sylvana Toemon)

Bobo.id – Pada 2019 ini, Pemerintah memberikan penghargaan kepada orang-orang dan komunitas yang turut melestarikan budaya Indonesia.

Di antara 59 orang yang mendapatkan penghargaan, ada lima anak Indonesia. Siapa sajakah mereka?

Baca Juga: Tradisi Moci, Budaya Minum Teh dari Tegal, Pernah Coba?

1. Gita Naomi Gracia

Gita dilahirkan pada 9 November 2005 di Kampung Perigiq, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Gita dianggap berjasa untuk pelestarian tenun badong. Tenun badong adalah kain tenun khas Suku Dayak Benuaq.

Ia juga pernah mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pameran INACRAFT di Jakarta, lo.

Gita berharap tenun badong dapat tetap lestari dan makin banyak orang yang menyukainnya.

Baca Juga: Melestarikan Bahasa Daerah, Budaya Indonesia yang Hampir Punah

2. Muhammad Maulidan Anwar

Maulidan dilahirkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 24 Mei 2003.

Maulidan berjasa melestarikan kesenian balamut, tradisi Suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Balamut adalah seni bercerita dengan diiringi alat tabuh yang disebut terbang.

Maulidan belajar seni tutur ini kepada Gusti Jamhar Akbar, seorang ahli balamut.

Baca Juga: Berbahan Kulit Kayu dan Digunakan di Dahi, Tas Noken dari Papua Merupakan Warisan Budaya

3. Branjang Pamadi

Branjang dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah, pada 2 November 2004.

Branjang yang dilahirkan di keluarga dalang ini sudah menyukai wayang sejak kecil.

Ia belajar menjadi dalang dan sering mengikuti kompetisi dalang cilik.

Branjang pernah memenangkan kejuaraan dalang cilik tingkat daerah dan nasional.

Baca Juga: Orang Jerman Bikin Rumah Budaya Indonesia di Frankfurt, Bangga, deh!

4. Muhammad Shabiq Husnie

Shabiq dilahirkan di Garut, Jawa Barat pada 28 Maret 2005. Shabiq menyukai wayang golek yang menjadi ciri khas tempat kelahirannya.

Ia berharap kesenian ini tetap lestari. Shabiq sudah sering menjadi dalang wayang golek di dalam maupun di luar negeri.

Shabiq juga pernah membawakan cerita kreasinya sendiri di TV.

Baca Juga: Chungcheongnam, Tempat Wisata untuk Belajar Sejarah, Budaya, dan Alam

5. Kennard Alvaro Hadinata

Kennard lahir di Suarabaya, Jawa Timur pada 5 Juli 2008. Kennard suka melukis sejak kecil.

Bakatnya sudah terlihat sejak ia berusia tiga tahun. Kennard mengikuti banyak kompetisi melukis baik di dalam maupun di luar negeri.

Ia berhasil mengharumkan nama Indonesia saat memenangkan penghargaan internasional di Jerman, Bulgaria, Spanyol, dan beberapa tempat lainnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Muhadjir Effendy memberikan penghargaan kepada teman-teman kita yang berprestasi ini pada 10 Oktober 2019 lalu.

Baca Juga: Melestarikan Bahasa Daerah, Budaya Indonesia yang Hampir Punah

#GridNetworkJuara

Lihat video ini juga, yuk!