Mengapa Ada Tonjolan di Bagian Belakang Blangkon Khas Yogyakarta?

By Sylvana Toemon, Selasa, 29 Oktober 2019 | 18:45 WIB
Blangkon, penutup kepala laki-laki khas Jawa. (Sylvana Toemon)

Bobo.id –  Di bagian belakang blangkon biasanya ada tonjolan yang disebut mondolan. Sebenarnya, tonjolan di bagian belakang blangkon itu untuk apa, ya?

Baca Juga: Keren, Kakak-kakak dari SMK Telkom Malang Buat Aplikasi Belajar Bahasa Jawa 'Si Bowo'

Penutup Kepala Laki-Laki

Blangkon adalah penutup kepala laki-laki tradisional Jawa. Blangkon biasanya terbuat dari kain batik yang dibentuk menjadi penutup kepala.

Awalnya, penutup kepala dari kain batik ini diikat di kepala.

Kemudian dibuatlah blangkon yang sudah dibentuk menjadi ikat kepala yang rapi.

Cara mengenakannya seperti topi. Tinggal diletakkan di kepala.

Sebutan blangkon berasal dari kata blangko yang artinya siap pakai.

Baca Juga: Selain Indonesia, Wilayah di 3 Negara Ini Juga Mengenal Bahasa Jawa! Di Mana Saja, ya?

Mondolan, Pembeda Blangkon Yogyakarta dan Surakarta

Tidak semua blangkon ada tonjolan di bagian belakangnya.

Tonjolan yang disebut mondolan ini hanya ada pada blangkon khas Yogyakarta.

Bentuknya yang seperti telur itu untuk membedakan dengan blangkon khas Surakarta.

Perbedaan bentuk blangkon di kedua wilayah itu terjadi sejak adanya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.

Pada perjanjian itu Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua yaitu Yogyakarta dan Surakarta.

Baca Juga: Wah, Ada Museum Anak-Anak Pertama di Yogyakarta, Lo!

Aksesori

Dahulu, mondolan juga berfungsi untuk menutupi rambut panjang.

Rambut panjang pemakai blangkon diikat dan dibungkus berbentuk bulat telur.

Ikatan itu harus sangat erat supaya terlihat rapi.

Saat ini tidak banyak lagi laki-laki yang berambut panjang.

Akan tetapi blangkon tetap dibuat dengan mondolan sebagai aksesori dan ciri pembeda.

#GridNetworkJuara

Lihat juga video ini, yuk!