Dongeng Anak: Pogi yang Malang

By Sarah Nafisah, Senin, 18 November 2019 | 18:45 WIB
Dongeng Anak: Pogi yang Malang (Dok. Majalah Bobo)

Si pengemis berhenti, wajahnya nampak sedih. Dipandanginya si Pogi. Pogi betul-betul kesal karena merasa terganggu oleh pengemis tadi.

Sesampainya di tikungan jalan, ia berhenti. Pogi lelah juga membawa karung itu. Tanpa sengaja, ia mendengar percakapan dua orang yang berjalan dari arah depan.

"Pokoknya, bila bertemu orang kaya, kita ambil perhiasan mereka," kata salah satunya.

"Betul, Kak. Juga mereka harus dibunuh agar tidak menyebarkan berita tentang kita," timpal yang satunya.

Baca Juga: Mengenal Siklus Hidup Capung, Contoh Metamorfosis Tidak Sempurna

Pogi kaget. Cepat-cepat ia bersembunyi di tempat yang aman. Setelah kedua orang itu berlalu, ia keluar dari persembunyiannya.

Lalu meneruskan perjalanan dengan tergesa-gesa. Baru kali ini ia merasa takut. Jika saja ia tak membawa karung berisi emas, tentu ia tak setakut itu.

Sampailah Pogi di tepi sungai. Ia tinggal menyeberanginya dan bisa segera tiba di rumah. Di tempat penyeberangan tampak sepi. Tak ada penyeberang lain kecuali tiga orang penarik perahu.

"Abang, sepi sekali ya, hari ini?" ujar yang bertubuh paling kecil.

"Benar. Tak seperti biasanya," jawab yang berambut keriting.