Cerpen Anak: Adikku Manis

By Sarah Nafisah, Rabu, 20 November 2019 | 18:00 WIB
Cerpen Anak: Adikku Manis (Dok. Majalah Bobo)

Dini tersentak-sentak.

Akibatnya, malamnya badan Dini panas dan mengigau terus. Berharihari ia demam. Selama itu, setiap kudekati adikku itu akan menjerit-jerit dan ketakutan. Aku sedih karena penolakannya itu, tetapi aku tahu Dini lebih menderita daripadaku.

Syukurlah, sejak dua hari yang lalu Dini mulai tenang dan mau menerimaku. Rasa bersalahku mulai berkurang ketika Dini tertidur lelap dalam belaianku. Wajahnya suci dan damai.

Atas seizin Mama, kubelikan dia sebatang permen coklat yang besar. Adikku itu suka cita. "Takkan habis makan sendirian," katanya.

Baca Juga: Cerpen Anak: Fido, Sahabatku

"Boleh dikasih Esti juga," usulku.

Dini menatapku. Aku tahu apa yang harus kukatakan.

"Dini boleh berteman dengan siapa saja. Anak yang kaya, juga anak yang miskin. Yang penting, dia anak baik dan cocok bagi Dini."

Dini menciumku. Matanya berkacakaca. Air mataku sendiri sudah jatuh berderai. Kupeluk dia dengan erat. Aku begitu menyayanginya dan aku tahu semestinya mengungkapkannya lewat sikap ... bukan kata-kata belaka!

Cerita oleh: Lena D.

#GridNetworkJuara

Tonton video ini, yuk!