Cerpen Anak: Nyatakan Keinginanmu, Yuli (Bagian 3)

By Sarah Nafisah, Selasa, 3 Desember 2019 | 18:00 WIB
Cerpen Anak: Nyatakan Keinginanmu, Yuli (Dok. Majalah Bobo)

Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?

Cerpen anak hari ini berjudul Nyatakan Keinginanmu, Yuli.

Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!

--------------------------------------------------------------------

Baca Juga: Cerpen Anak: Nyatakan Keinginanmu, Yuli (Bagian 1)

Cerita sebelumnya:

Keluarga Kusnadi suka berolahraga. Tiap Sabtu petang mereka ke Sports Club. Ella, kakak Yuli berprestasi dalam olahraga bulutangkis. Adik Yull, Anto pandai berenang. Yuli tidak suka olahraga. Kemudian la berkenalan dengan Oma Nanl, yang mengajarkan bahwa tiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Juga mengajarkan agar Yuli bersikap terbuka pada orangtuanya

***

Yuli berjalan pulang dari rumah Oma Nani. Hari mulai gelap. Di rumah ternyata keluarganya sudah pulang lebih dulu.

"Dari mana kamu? Kami menunggumu!" tegur Ibu.

Baca Juga: Cerpen Anak: Nyatakan Keinginanmu, Yuli (Bagian 2)

"Beri selamat pada Anto. Anto menang. la akan mewakili klub kita bertanding melawan klub lain!" Ayah memberitahu dengan nada bangga.

Yuli menyalami Anto. Ella berkata, "Kita akan merayakan kemenangan Anto dengan makan seafood di restoran. Eh, kamu bawa apa?"

Yuli memperlihatkan bawaannya. La bercerita tentang kunjungannya ke rumah Oma Nani.

"Hi, hi, hi, kok kamu berkawan dengan oma-oma. Tapi, anjing-anjingannya boleh juga. Untuk aku

ya!" kata Ella.

Baca Juga: Natal Tiba, Masih Bingung Mencari Pernak-pernik Natal? Yuk, Lihat Apa yang Diperlukan Saat Natal Tiba

"Ambil saja!" kata Yuli. Ada perasaan kurang enak karena dibilang berkawan dengan oma-oma. Tapi, senang juga karena karyanya dihargai.

Esoknya hari Minggu. Yuli senang, bisa membaca majalah anak-anak, membuat fotocopy beberapa prakarya tayang akan dicobanya dari buku yang dipinjamnya. Dan tentu saja menjahit baju boneka. Ah, cantiknya boneka itu ketika selesai dihias. Rasanya tak bosan-bosan Yuli memandangnya. Besok akan diserahkannya ke panitia lomba. Minggu nanti ada pengumuman siapa pemenangnya.

Minggu sore Yuli mengatakan pada Ibu, "Bu, hari Sabtu nanti Yuli mau main ke rumah Oma Nani, sekalian mengembalikan buku prakarya dan majalah. Boleh, ya?"

"Oh, jangan, Yuli. Mulai Sabtu besok Anto dan kamu akan latihan renang lebih keras. Terutama kamu. Ibu sudah meminta Mbak Tris untuk mengajar kalian berdua. Mbak Tris berhasil membina anak-anak untuk berprestasi di kolam renang. Memang honornya lebih mahal, tapi tak apa, asal kalian maju," kata Ibu.

"Tapi, Yuli tidak suka olahraga renang!" kata Yuli.

"Kalau begitu, kamu mau cabang olahraga apa?" tanya Ibu kurang sabar.

"Semuanya tidak. Yuli tidak punya minat untuk berprestasi dalam bidang olahraga," jawab Yuli. "Yuli suka menjahit dan membuat prakarya."

Baca Juga: Merasa Selalu Lapar Padahal Sudah Makan? Bisa Jadi Ini 8 Penyebabnya

"Ya, ampun anak ini. Sudah disediakan sarana kok macammacam. Kamu ini bagaimana, sih. Ibumu dulu juara bulutangkis, ayahmu juara renang. Masa kamu tidak mau berprestasi dalam bidang olahraga. Sudah, coba saja dulu!" Ibu memutuskan.

Yuli diam, lalu masuk ke kamar. Menangis sendiri. Duh, susahnya punya keluarga yang berprestasi dalam bidang olahraga. Tapi ia sudah berani bersikap terbuka.

Hari Sabtu Yuli tak bisa ke rumah Oma Nani. Dengan wajah murung ia ikut ke kolam renang. Sebelum menukar pakaian, Yuli dan Anto menemui Mbak Tris. Mbak Tris menanyakan dan mencatat data-data kedua anak itu. Setelah selesai mendata Anto dan Yuli, Mbak Tris berkata pada Ibu, "Maaf, Bu, Anto bias saya latih, karena minatnya besar untuk menjadi juara. Kalau Yuli tidak. Percuma kalau dipaksakan. Lebih baik ia diarahkan pada bidang yang diminatinya."

Ibu mengucapkan terimakasih. Wajahnya menunjukkan kekecewaan. Sementara Ayah dan Anto berenang, Ibu dan Ella main bulutangkis, Yuli duduk di rumput. Untung ia membawa jahitan. la sedang membuat boneka gajah. Jadi ia bisa menjahit.

Perasaan Yuli mulai senang. La menikmati jahitannya. Biar saja Anto dan Ella berolahraga. Bukankah setiap orang bebas mengembangkan minat masing-masing.

Malam harinya Ibu tampak masih murung.

"Mungkin Yuli mau kalau latihan senam!" kata Ibu.

Baca Juga: Hati-Hati, 3 Hal Ini Bisa Menyebabkan Punggung Nyeri Setelah Bangun Tidur

"Biar saja dulu. Jangan dipaksakan. Kita lihat nanti bagaimana perkembangannya," kata Ayah.

Esok harinya mereka semua pergi ke bazaar sekolah. Di stand boneka, Yuli melihat bonekanya di antara puluhan boneka lain. Wah, banyak yang bagus-bagus. Ada yang memakai baju pengantin, baju daerah ataupun rok biasa dengan aneka model. Di setiap boneka ada kartu yang bertuliskan nama anak yang menghias dan kelasnya.

Sesudah berkeliling, mereka duduk di aula, karena akan ada pengumuman nama-nama pemenang dan juga ada undian karcis masuk.

Pengunjung bertepuk tangan setiap nomor karcis masuk yang menang undi diumumkan. Suasana meriah. Ada yang dapat hadiah kulkas, sepeda mini, radio, blender dan sebagainya.

"Wah, kita tak dapat apa-apa!" kata Ella. "Sudah, yuk, kita pulang. Sore nanti ada latihan bulutangkis."

"Anto dan Yuli mau pulang sekarang?" tanya Ayah.

"Terserah!" kata Anto.

"Sebentar lagi. Aku ingin tahu siapa yang menang dalam lomba menghias boneka!" kata Yuli.

"Lho, memang kamu ikut?" Tanya Ibu dan Ella serentak.

Baca Juga: Ternyata Cegukan juga Dialami Adik Bayi, Apa Penyebabnya, ya?

Yuli mengangguk. Bahkan keluarganya tak tahu kalau ia ikut lomba. Habis, yang lain sibuk urusan olahraga melulu.

Juara harapan lomba boneka diumumkan, lalu juara ketiga dan kedua. Setiap kali, bonekanya diacungkan agar terlihat oleh umum. Lalu pemenang dengan kedua orangtuanya maju. Hati Yuli mula-mula berdebar-debar, kemudian siap menerima kenyataan. Rupanya dalam menjahit pun ia masih perlu banyak belajar.

"Kini kita saksikan siapa yang jadi juara pertama. Yuli Kusnadi dari kelas 4b. Silakan maju ke  depan dengan orangtuanya. Kreasi Yuli sangat menarik. Baju boneka ala gadis petani di Barat dengan komposisi warna dan jahitan yang sangat rapi," kata Ketua Dewan Juri.

Yuli masih diam. Rasanya seakanakan ia sedang bermimpi.

"Kok bengong, Yul. Ayo, maju. Ibu dan Ayah juga!" dorong Ella. Dengan langkah gemetar dan perasaan gembira bercampur haru, Yuli maju ke depan bersama ayah dan ibunya. la difoto, disalami dan mendapat hadiah.

Ketika pulang, di mobil Ibu berkata, "Yuli kamu sudah mendapat prestasi dalam bidang menjahit. Kembangkan terus hobimu. Kamu boleh memilih apakah mau ikut ke Sports Club hari Sabtu atau mau diam di rumah."

Hati Yuli sangat gembira. Setiba di rumah ia langsung minta izin ke rumah Oma Nani. la ingin memberitahu kemenangannya. Kemenangan yang lebih penting dari pada menghias boneka, yaitu berani menyatakan keinginannya dan bersikap terbuka pada orangtuanya. (Selesai)

Cerita oleh: Widya Suwarna

Baca Juga: Ternyata Cegukan juga Dialami Adik Bayi, Apa Penyebabnya, ya?

#GridNetworkJuara

Tonton video ini, yuk!