Cerpen Anak: Bayangan dan Kenyataan

By Sarah Nafisah, Kamis, 12 Desember 2019 | 19:00 WIB
Cerpen Anak: Bayangan dan Kenyataan (Dok. Majalah Bobo)

"Mari, Nik!" ajak Kak Endah. "Tasmu berat, tidak?"

"Eh... tidak, Kak Endah," jawab Anik. "Aku sampai tidak mengenali. Kok jualan jamu?"

Kak Endah tersenyum, "Sore hari Kakak kuliah. Jadi pagi hari Kakak jitelan jamu. Lumayan hasilnya. Ayah tidak usah lagi kirim uang untuk biaya kos dan kulfahl" Kak Endah menjelaskan. Mereka terus berjalan. "Untung hari ini jamu lekas habis. Jadi kita bisa langsung pulang!" kata Kak Endah. "Hari ini kamu istirahat saja. Kalau mau kesibukan, Kak Endah sudah sediakan. Besok hari Sabtu, Kakak tidak kuliah. Kita akan pergi ke foto studio dan ke Dufan. Hari Minggu kita akan pergi ke Taman Mini. Hari Senin Kak Endah antar ke stasiun. Dari stasiun Kerawang kamu naik becak saja ke rumah."

Baca Juga: Arti Sila Kedua Pancasila dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Anik lebih heran lagi ketika mereka memasuki gang-gang sempit dengan rumah berdempet dempet dan kecil-kecil. Akhirnya mereka tiba di rumah kontrakan. Alangkah bedanya dengan apa yang dibayangkan Anik yang dilihatnya dalam foto-foto.

"Kak Endah bukan tinggal di rumah yang ada kolam renangnya?" Seperti dalam foto yang Kakak kirim?" tanya Anik.

Kak Endah tertawa.

"Ah, foto itu kan dibuat di rumah teman kuliah Kak Endah. Waktu itu dia ulang tahun. Jadi Kak Endah bantu memasak, sekalian difoto di dapur, di kamar tidur dan dekat kolam renangnya. Kan Kak Endah tak pernah mengatakan Kakak tinggal di sana. Kamu kecewa, ya?" kata Kak Endah.