Cerpen Anak: Rumah Nomor 6

By Sarah Nafisah, Selasa, 14 Januari 2020 | 20:30 WIB
Cerpen Anak: Rumah No 6 (Dok. Majalah Bobo)

Anak perempuan Pak Umang baru pindah ke sekolah kami. Namanya Badai. Murid-murid perempuan suka mengejek nama yang kedengaran aneh itu. Badai juga selalu diolok-olok karena berkepala botak. Aku tak tahu mengapa rambutnya dicukur plontos seperti itu. Badai sangat pendiam. Di saat jam istirahat, ia lebih suka pergi ke perpustakaan sendirian.

Kresk.. Dito menginjak ranting kering. Sssst! Desis Ucok sambil memanyunkan bibirnya. Aku cengengesan melihat ulah teman-temannya yang berlagak detektif. Minggu lalu kami dipergoki Pak Umang saat sedang mengintip seperti ini. Waktu itu ia membuka pintu pagar sambil membawa golok di tangan.Tentu saja kami lari terbirit-birit. Hiii....aku bergidik ngeri kalau mengingat kejadian itu. Akan tetapi, beberapa hari kemudian, aku dan temanteman kembali melakukan pengintaian ini. Rasa penasaran membuat kami tidak jera.

Baca Juga: BERITA POPULER: Bahaya Membeli Makanan yang Dibungkus Plastik Kresek Hingga Kebiasaan Sehabis Makan yang Membahayakan Tubuh

Pintu rumah nomor 6 tiba-tiba terbuka. Dari balik celah pagar yang lebar kami dapat melihat Pak Umang dan Badai keluar.

"Hei, lihat, tuh! Badai mau berangkat sekolah!" bisik Ucok.

"Eh, ayo kita jahili anak aneh itu!" sahut Dito.

"Jangan, kalau ketahuan bapaknya kita bisa celaka!" ujar Andi gemetar sambil membenahi letak kacamata minusnya yang melorot ke ujung hidung.