Mengapa Bagian Utara dan Selatan Bumi Punya Musim yang Berkebalikan?

By Avisena Ashari, Kamis, 16 April 2020 | 19:45 WIB
Ilustrasi Bumi yang miring ke arah Matahari (Ode/Majalah Bobo)

Musim panas di belahan Bumi utara dimulai sekitar tanggal 20 atau 21 Juni, saat solstis musim panas. Nah, di belahan Bumi bagian selatan, waktu itu adalah solstis musim dingin.

Sedangkan, musim semi dimulai saat ekuinoks, yaitu saat pembagian siang dan malam hampir sama di belahan Bumi bagian utara dan selatan.

Ekuinoks pada 20 atau 21 Maret adalah dimulainya musim semi di belahan Bumi bagian utara dan dimulainya musim gugur di belahan Bumi bagian selatan.

Lalu, ekuinoks pada 22 atau 23 September adalah waktunya musim gugur di belahan Bumi bagian utara dan waktunya musim semi di belahan Bumi bagian selatan.

Mengapa Musim di Belahan Bumi Utara dan Selatan Berbeda?

Musim di Bumi dipengaruhi oleh posisi Bumi yang miring terhadap sumbunya.

Bumi berputar atau berotasi pada sumbunya itu, sambil berevolusi mengelilingi Matahari pada orbitnya.

Ini membuat bagian Bumi utara dan selatan bergantian mendapatkan cahaya Matahari yang lebih banyak.

Tapi, musim tidak terjadi karena jarak Bumi dan Matahari, ya, teman-teman. Jadi musim panas terjai bukan karena Bumi berada dekat Matahari, melainkan posisinya miring ke arah Matahari.

Pada bulan Juni, bagian utara Bumi miring ke arah Matahari, sehingga cahaya Matahari jatuh lebih banyak dan siang hari lebih lama dibandingkan saat musim dingin.

Sebaliknya, pada bulan Desember, bagian utara Bumi miring menjauhi Matahari, sehingga cahaya Matahari lebih sedikit dan siang harinya lebih pendek dibandingkan saat musim panas.

Baca Juga: Bukan Musim Hujan tapi Sering Flu? Ternyata Jarang Cuci Tangan dan 4 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Jadi Penyebabnya