Cara Membangun Candi Borobudur, Candi Buddha Terbesar di Dunia

By Sarah Nafisah, Jumat, 24 April 2020 | 09:53 WIB
Cara membangun Candi Borobudur (pixabay/Jonathan Smit)

Bobo.id - Teman-teman pernah berkunjung ke Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah?

Kalau pernah, apakah kamu tahu kalau Candi Borobudur merupakan Candi Buddha terbesar yang ada di dunia, lo!

Baca Juga: Cara Mengetahui Usia Candi

Candi ini dibangun pada abad ke-9 atau lebih tepatnya pada sekitaran tahun 800 Masehi. Wah berarti umurnya sudah lebih dari seribu tahun.

Meski sudah berdiri ribuan tahun, tapi Candi Borobudur masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Bahkan ia masih menjadi situs wisata budaya yang sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia ataupun pendatang dari luar negeri.

Bayangkan hebatnya mayarakat pada zaman itu yang mampu membangun Candi sebesar itu dengan peralatan yang masih sangat sederhana.

Kira-kira bagaimana cara membangun Candi Borobudur, ya? Ayo kita cari tahu! 

Baca Juga: Tips Menabung Ini Bisa Dilakukan Jika Ingin Tabungan Cepat Terkumpul, Salah Satunya Membawa Bekal dari Rumah

Sebenarnya masih belum ada jawaban pasti mengenai bagaimana cara masyarakat pada zaman itu membangun Candi yang sebegitu besarnya.

Namun, dari situs manajemenproyekindonesia.com, kita bisa melihatgambaran bagaimana nenek moyang kita pada waktu itu membangun Candi Borobudur. Yuk, simak!

Cara Membangun Borobudur

1. Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang disusun di atas gundukan tanah atau bukit. Sebelum batu disusun, bukit dibersihkan dan dibentuk. Selanjutnya dibuat undakan-undakan untuk meletakkan batuan candi.

2. Candi Borobudur disusun dari balok-balok batu. Setiap potongan batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya ditumpuk dan disambung dengan pola tertentu agar saling mengikat.

3. Balok-balok batu penyusun Candi Borobudur ukurannya sekitar 25 x 10 x 15 cm. Berat per-potong balok batu diperkirakan antara 7,5 sampai 10 kg.

Dengan ukuran balok batu sebesar dan seberat itu, balok-balok batu bisa diangkut dengan mudah. Sedangkan patung Buddha yang beratnya diperkirakan sekitar 145 sampai 225 kg kemungkinan dibawa dengan cara ditarik atau dipikul ramai-ramai.

4. Jumlah balok batu yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur diperkirakan sekitar 55.000 m3 atau sekitar 2 juta balok. Batu-batu ini diambil dari sungai di sekitarnya.

Baca Juga: Cara Mengerjakan Soal Perbandingan dan Skala Matematika, Ini Rumus Skala dan Contoh Soalnya

Jika Candi Borobudur diperkirakan dibangun selama 23 tahun dan 2 tahun pertama digunakan untuk menyiapkan lahan, maka proses pembuatan balok dan pemasangannya adalah 21 tahun atau 7665 hari.

Kalau jumlah balok batu Borobudur diperkirakan berjumlah 2 juta balok, maka proses pembuatan balok dan penyusunan batu candi adalah 2.000.000 : 7665 = 261 balok batu/hari. Itu jumlah yang relatif tidak banyak karena bisa dilakukan dengan cara gotong royong.

Dari perkiraan di atas, ternyata Candi Borobudur yang megah itu dibangun dengan teknik atau cara yang sederhana.

Bahkan pada zaman itu belum ada alat berat, seperti bulldozer atau crane.

Bulldozer adalah alat atau mesin yang digunakan untuk meratakan tanah. Sedangkan crane untuk mengangkat benda-benda barat seperti batuan.

Masyarakat yang membangun Candi Borobudur pada waktu itu hanya menggunakan alat sederhana seperti palu dan pengungkit.

Lalu untuk memindahkan berbagai macam bahan bangunan hanya menggunakan gerobak yang ditarik oleh sapi.

(Penulis: Sigit Wahyu/Sarah Nafisah)

Baca Juga: Manfaat Menabung Bisa Membuat Kita Lebih Mandiri, Mulai Menabung, yuk!

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id