Falsafah Batik Parang dan Truntum
Motif Truntum dan Motif Parang, terutama Parang Kusumo merupakan motif batik yang dipakai keluarga kerajaan.
Kedua motif batik ini memiliki falsafah yang berbeda. Apa saja perbedaan falsafah kedua batik ini? Dari tayangan Belajar dari Rumah TVRI, kita bisa tahu cerita asal mula kedua motif batik ini muncul.
Apakah teman-teman sudah menyaksikan tayangannya? Yuk, cari tahu perbedaan falsafah batik Parang dan Truntum!
Batik Parang Kusumo
Menurut Kanjeng Pangeran Winarnokusumo, seorang budayawan keraton, motif batik Parang Kusumo dibuat pada zaman Panembahan Senopati.
Corak batik ini dibuat diagonal atau miring, dengan dasar warna hitam atau coklat. Namun, ada juga warna putih dalam motif batik ini.
Motif batik ini memiliki falsafah bahwa dalam dunia ini ada gelap dan ada terang. Maksudnya, di dunia ini kita pasti mengalami susah, tapi juga akan mengalami senang.
Selain Parang Kusumo, ada juga motif Parang jenis lain. Di antaranya adalah Parang Rusak, Parang Barong, Klitik, dan Siobog.
Baca Juga: Rangkuman dan Soal Matematika Belajar dari Rumah TVRI 4 Mei 2020, Operasi Hitung Bilangan Bulat